Logo Bloomberg Technoz

Preeti Soni dan Katharine Gemmell - Bloomberg News

Bloomberg, India akan bergabung dengan gelombang proteksionisme baja global dengan merancang kebijakan tarif perdagangan baru, hanya seminggu setelah Donald Trump mengenakan bea masuk terhadap seluruh impor baja ke AS.

Pasar baja global kini tengah mengalami gejolak, di mana berbagai negara memperketat perlindungan terhadap lonjakan impor, terutama dari China yang memproduksi lebih dari satu miliar ton baja. Kementerian Perdagangan India mengusulkan tarif sementara sebesar 12% untuk berbagai produk baja sebagai langkah "pengamanan", menurut pernyataan resmi pada Selasa (18/03/2025).

Langkah ini diambil untuk melindungi industri dalam negeri dari lonjakan impor yang tidak menguntungkan dan tak terduga, yang dapat menyebabkan kerugian permanen.

Sebagai produsen baja terbesar kedua di dunia, India mengikuti jejak negara-negara di Asia, Eropa, dan Amerika Latin yang mencari perlindungan tarif. Krisis properti di China telah mendorong ekspor baja negara tersebut ke tingkat tertinggi dalam sembilan tahun terakhir, memperburuk kelebihan pasokan global di tengah permintaan yang rapuh. Sementara itu, tarif 25% yang diterapkan Trump terhadap impor baja berpotensi mengalihkan arus logam tersebut ke pasar lain.

Impor baja India. (Sumber: Bloomberg)

Menurut keputusan awal yang diambil setelah penyelidikan otoritas perdagangan India, tarif impor ini akan berlaku selama 200 hari. Keputusan final akan diumumkan setelah 30 hari konsultasi dan dengar pendapat publik.

"Dalam pasar domestik, kami melihat banyak kapasitas baru yang muncul, jadi tarif ini akan memberikan dukungan bagi industri baja India," ujar Shankhadeep Mukherjee, analis utama CRU Group, melalui sambungan telepon dari Kolkata.

Kebijakan ini langsung berdampak pada pasar saham India. Saham produsen baja negara, Steel Authority of India Ltd, naik hingga 5% pada Rabu (19/03/2025). Tata Steel Ltd juga menguat 2,9%, sementara Jindal Steel & Power Ltd melonjak lebih dari 2%.

Situasi Kritis

Meskipun produsen baja China telah mengurangi produksinya, negara tersebut masih menghasilkan lebih banyak baja daripada yang dibutuhkan di dalam negeri. Akibatnya, ekspor baja China meningkat tajam hingga mencapai rekor tertinggi dalam sembilan tahun terakhir pada 2024.

India juga mencatat dampak dari berbagai kebijakan perdagangan global, perlambatan permintaan, serta meningkatnya kapasitas produksi baja di seluruh Asia.

"Terdapat situasi kritis di mana penundaan dalam penerapan langkah-langkah pengamanan sementara akan menyebabkan kerugian yang sulit diperbaiki," ujar Kementerian Perdagangan India. Impor baja jadi dari China meningkat 80% menjadi 1,6 juta ton dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, menurut data pemerintah.

Produksi baja India telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir, meskipun pada 2023 output-nya masih sekitar 15% dari total produksi China. Sejumlah produsen baja India memiliki rencana ekspansi jangka panjang untuk mendukung urbanisasi dan industrialisasi negara itu.

Jika diterapkan, kebijakan ini akan memberikan kelegaan bagi sejumlah produsen baja yang meminta penyelidikan melalui Asosiasi Baja India. Beberapa di antaranya bahkan mendesak pemerintah untuk menerapkan tarif pengamanan selama empat tahun penuh.

(bbn)

No more pages