Bloomberg Technoz, Jakarta - Jelang libur hari raya Idul Fitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok cukup dalam turun 325,04 poin atau 5,02% ke posisi 6.146,91 Selasa (18/3/2025) hingga diterapkan trading halt atau penghentian perdagangan.
Hari ini, Rabu (19/3/2025), IHSG berhasil bangkit meski masih bergerak fluktuatif. Pada penutupan sesi pertama perdagangan IHSG menguat 0,98% di level 6.284.
Perdagangan di bursa saham tersisa enam hari bursa karena mulai 28 Maret akan ada cuti bersama Hari Suci Nyepi, dilanjutkan libur dan cuti bersama perayaan Idulfitri mulai 31 Maret hingga 7 April 2025. Bursa modal baru kembali dibuka pada 8 April nanti.
Di tengah kondisi pasar yang masih tajam volatilitasnya, para analis menilai, jelang libur lebaran yang panjang sebaiknya investor mengurangi paparan risiko yang mungkin membesar selama libur.
Analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya menyarankan para investor untuk tetap mempertahankan saham-saham yang dimiliki sesuai dengan preferensi, toleransi risiko atau tujuan keuangan masing-masing.
“Untuk strategi investasi ini, balik ke preference risiko investor, untuk yang risk taker, mereka masih oke untuk pegang saham karena valuasi saham yang saat ini sedang murah,” kata Andrey.
Sementara bagi para traders atau investor dengan horizon investasi pendek, memperbanyak posisi cash selama libur panjang, biasanya jadi pilihan demi mengurangi risiko ketidakpastian di market selama masa liburan, kata Andrey.
Pengamat Pasar Modal sekaligus Guru Besar UI Budi Frensidy menyarankan para investor tetap berinvestasi sedikit demi sedikit menyasar ke saham-saham berkinerja apik sesuai laporan keuangan 2024.
Emiten saham-saham yang akan memberikan dividen juga bisa ditimbang untuk dikoleksi saat ini menyusul valuasi yang sudah rendah.
“Silakan masuk sedikit sedikit untuk saham-saham yang laporan keuangan tahun 2024-nya lebih baik daripada tahun 2023 dan akan memberikan dividen dan DPR [Dividend Payout Ratio] besar,” kata Budi kepada Bloomberg Technoz, Rabu (19/3/2025).
Selain menambah posisi di saham-saham pemberi dividen tinggi, investor juga bisa menimbang mengalihkan investasinya ke surat berharga negara (SBN).
Tingkat imbal hasil investasi alias yield SBN saat ini sudah cukup tinggi. Tenor 10 tahun misalnya, sudah di kisaran 7,05%.
“Jika bisa dapat yield SBN 10 tahun yang sudah di 7,14% per-annum [setiap tahun] juga oke untuk sebagian dana, sisanya tetap sebagai cash untuk jaga-jaga,” katanya
Berdasarkan data pasar, IHSG hari ini kembali rebound dari posisi anjlok kemarin.
IHSG pada Sesi I siang ini ditutup naik sebanyak 61,08 poin atau 0,98% di posisi 6.284,47 usai sebelumnya menyentuh titik terendah di posisi 6.076,08 kemarin.
(fik/rui)