Hadriana Lowenkron, Stephanie Lai, dan Bill Allison - Bloomberg News
Bloomberg, Pemerintahan Presiden AS Donald Trump baru saja merilis dokumen-dokumen rahasia terkait pembunuhan mantan Presiden AS John F Kennedy. Publikasi dokumen ini merupakan janji kampanye Trump pada Pilpres 2024 lalu.
Tulsi Gabbard, Direktur Intelijen Nasional Trump, melalui unggahannya di X membagikan tautan ke halaman situs web National Archives and Records Administration (NARA) yang berisi catatan-catatan tersebut.
Gabbard lalu memuji langkah ini sebagai simbol bagaimana presiden "mengantar era baru transparansi maksimum." Ia menambahkan bahwa berkas-berkas tersebut "dirilis ke publik tanpa penyuntingan."
Menurut pernyataan dari kantor Gabbard, publikasi ini terdiri dari sekitar 80.000 halaman catatan rahasia yang sebelumnya diterbitkan tanpa penyuntingan.
Dokumen-dokumen lain yang disimpan di bawah segel pengadilan atau untuk kerahasiaan juri atau tunduk pada Internal Revenue Code harus dibuka segelnya sebelum dipublikasikan, kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa "NARA bekerja sama dengan Departemen Kehakiman untuk mempercepat pembukaan segel catatan-catatan ini."
Berdasarkan situs web NARA, koleksi catatan pembunuhan tersebut "terdiri dari lebih dari enam juta halaman catatan, foto, film, rekaman suara, dan artefak."

Saat mengunjungi Kennedy Center, gedung konser dan teater seni pertunjukan di Washington yang didedikasikan untuk mantan presiden tersebut, Trump mengumumkan bahwa ia akan merilis dokumen-dokumen tersebut.
"Kami memiliki banyak sekali dokumen. Anda harus banyak membaca," katanya kepada wartawan pada Senin, dan menambahkan bahwa ia belum menerima ringkasan eksekutif tentang isi berkas-berkas tersebut.
Trump sudah berjanji untuk merilis dokumen-dokumen tersebut pada masa jabatan pertamanya, tetapi pada akhirnya mengalah karena komunitas intelijen memintanya untuk merahasiakan sebagian besar berkas rahasia tersebut. Namun, dia menegaskan kembali janjinya selama kampanye Pilpres tahun lalu.
Pada Januari, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menurutnya akan mendeklasifikasi dokumen-dokumen yang terkait dengan pembunuhan Kennedy, saudaranya, Senator Robert Kennedy, dan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr.
Perintah yang ditandatangani oleh Trump di Ruang Oval tersebut berbunyi bahwa segala kemungkinan bahaya terhadap pertahanan, intelijen, penegakan hukum atau operasi diplomatik lebih besar daripada kepentingan publik.
Dalam wawancara dengan podcast All-In tahun lalu, Trump menyatakan bahwa Badan Intelijen Pusat atau Central Intelligence Agency (CIA)-lah yang meminta untuk menunda publikasi berkas-berkas tersebut pada masa jabatan pertamanya dan kemungkinan besar ia lebih memilih tidak mendeklasifikasi dokumen-dokumen tambahan tersebut.
(bbn)