Logo Bloomberg Technoz

Harry Suhartono - Bloomberg News

Bloomberg, PT Bank Tabungan Negara (BTN), bank milik negara, membatalkan rencana penerbitan obligasi dolar setelah gejolak di pasar saham domestik merambat ke kelas aset lainnya.

BTN menarik penawaran obligasi Tier 2 bertenor lima tahun dalam denominasi dolar yang mulai dipasarkan pada Selasa (18/03/2025), dengan alasan volatilitas pasar, menurut sumber yang mengetahui masalah ini. Bank tersebut kemungkinan akan mempertimbangkan kembali penerbitan di waktu lain, kata sumber yang sama. Dalam tanggapan terhadap pertanyaan Bloomberg News, BTN mengonfirmasi bahwa transaksi tersebut ditunda.

Keputusan ini diambil setelah spread obligasi dolar perusahaan-perusahaan Indonesia mencapai level terlebar dalam enam bulan pada Selasa, bagian dari aksi jual lintas pasar yang dipicu oleh anjloknya harga saham.

Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu saat diskusi Economic Outlook Bloomberg Technoz, Rabu (7/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

"Sayangnya, BTN mencoba menerbitkan obligasi Tier 2 di hari yang penuh gejolak bagi pasar saham Indonesia," ujar Nicholas Yap, Kepala Analis Kredit Asia di Nomura Holdings Inc. "Meskipun bank ini mayoritas dimiliki pemerintah, fundamentalnya tidak terlalu kuat, dengan kualitas aset yang lemah dan profitabilitas yang masih terbatas."

Para pelaku pasar menyebut ada beberapa faktor yang turut berperan dalam kejatuhan pasar kemarin, termasuk kekhawatiran terhadap agenda populis Presiden Prabowo Subianto serta rumor—yang dengan cepat dibantah—bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mengundurkan diri. Namun, aksi jual yang terjadi sudah cukup menimbulkan dampak di berbagai sektor.

Rata-rata premi imbal hasil obligasi korporasi Indonesia dalam denominasi dolar mencapai sekitar 144 basis poin di atas Treasury AS pada penutupan perdagangan Selasa, level tertinggi sejak September, menurut data Bloomberg. Sejauh ini, spread telah melebar hampir 16 basis poin bulan ini, membuat obligasi Indonesia tertinggal dibandingkan dengan obligasi korporasi di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Indonesian credit spread. (Sumber: Bloomberg)

Pasar saham mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Rabu (19/03/2025), dengan indeks acuan naik sekitar 1% setelah sebelumnya merosot. Namun, pelaku pasar obligasi masih tampak waspada, dengan biaya lindung nilai terhadap gagal bayar utang Indonesia yang terus meningkat pada Rabu, menurut seorang trader.

Pekan lalu, Goldman Sachs Group Inc menurunkan peringkat aset Indonesia, dengan alasan meningkatnya risiko fiskal akibat serangkaian kebijakan Presiden Prabowo. Bank investasi asal AS itu juga memangkas rekomendasi untuk obligasi kuasi-sovereign bertenor 10 hingga 20 tahun menjadi netral, setelah sebelumnya menjadi aset yang paling disukai.

Obligasi dolar dari perusahaan-perusahaan milik negara seperti PT Bank Negara Indonesia dan PT Perusahaan Listrik Negara juga mengalami tekanan jual pada perdagangan Selasa.

(bbn)

No more pages