Bloomberg Technoz, Jakarta - Reli saham Xiaomi Corp. terjadi akibat realisasi pendapatan raksasa teknologi China ini yang melebihi ekspektasi analis. Saham perusahaan yang dikenal awal dengan smartphone-nya, naik hampir empat kali lipat dalam setahun terakhir, jauh melampaui semua anggota Indeks Teknologi Hang Seng lainnya.
Pada awal pekan Xiaomi ditutup HK$55,8, bahkan lebih tinggi dari konsensus analis untuk tahun depan, HK$54,99. Pada perdagangan Rabu (19/3/2025) hingga pukul 10.35 waktu Indonesia hari ini sahamnya masih naik 1,3% ke level HK$58,4. Sepanjang tahun Xiaomi telah mencatatkan peningkatan harga 71,6%.
Pertanyaan kini muncul, seberapa jauh lagi reli ini dapat berlanjut?
Analis Bloomberg Intelligence, Steven Tseng mencatat, Xiaomi telah diperdagangkan pada kelipatan yang lebih tinggi daripada saham-saham sejenisnya. Meskipun hasil kuartalan cenderung kuat dengan prospek jangka pendek yang positif.
“Perlu dicatat bahwa optimisme seperti itu mungkin telah tercermin dalam valuasi saham,” kata Tseng, mengacu pada ekspektasi yang tinggi untuk pendapatan yang akan dirilis pada hari Selasa.
“Para analis masih menunggu hasil laporan kuartal keempat 2024 dan pernyataan manajemen untuk menyesuaikan perkiraan mereka,” dilansir dari Bloomberg News, Rabu.
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Xiaomi Lei Jun percaya diri menyampaikan bahwa laporan keuangan perusahaan tahunan adalah yang terkuat sepanjang masa. Angka pengiriman smartphone Xiaomi tahun lalu tercatat 168,5 juta unit atau naik 16% yoy.

Capaian pendapatan meningkat 35% menjadi US$50,6 miliar dengan laba bersih Xiaomi melesat 35% dalam 12 bulan di 2025 menjadi setara US$3,3 miliar. Laba bersih yang disesuaikan melonjak 41% menjadi sekitar US$3,76 miliar.
Perusahaan yang baru memamerkan smartphone format Modular Optical System ini meraih angka penjualan divisi smartphone naik 22% menjadi US$26,54 miliar dengan marjin laba kotor sekitar 12%.
Xiaomi jadi vendor smartphone global terbesar ketiga dengan pangsa pasar 13,8% naik dari sebelumnya, berdasarkan data lembaga riset Canalys.
Capaian Xiaomi telah diperkirakan sebelumnya oleh Counterpoint Research dimana pertumbuhan penjualan unit smartphone Xiaomi paling tinggi, 12% yoy. Tiga faktor keunggulan Xiaomi adalah; kesesuaian portofolio perangkat smartphone; pertumbuhan smartphone Xiaomi segmen premium; aktivitas ekspansi agresif.
Data IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker juga menyajikan fakta bahwa shipment Xiaomi tumbuh 15,4% dari total industri mampu mengangkut 1,24 juta unit.

Bersama vendor asal China lain, Xiaomi “mencatatkan sejarah baru karena mereka mengirimkan volume gabungan tertinggi yang pernah ada dalam satu kuartal, yang mewakili 56% dari pengiriman ponsel pintar global pada kuartal keempat,” mengutip Francisco Jeronimo, VP Perangkat Klien EMEA, IDC.
Pada bisnis internet of things dan produk gaya hidup naik 30% menjadi US$14,4 miliar tahun lalu dari tahun sebelumnya, dilansir dari Yicaiglobal, dengan beberapa kontribusi dihasilkan dari perangkat mesin cuci, kulkas, AC.
Sementara itu, pendapatan layanan internet melonjak 13% menjadi US$4,72 miliar. Untuk mobil listrik dan segmen inisiatif baru menghasilkan US$4,54 miliar. Xiaomi mampu menjual mobil listrik SU7 sebanyak 136.864 unit dengan harga jual sekitar US$32.420 atau Rp536 juta-an. Ambisi 350.000 SU7 mampu dijual 2025.

Xiaomi juga meneruskan pengembangan dengan menghabiskan biaya US$3,33 miliar tahun lalu dan menghasilkan 42.000 lebih paten. 1.000 paten diantaranya terkait mobil listrik.
Lu juga menyampaikan pengembangan teknologi kecerdasan buatan dengan menggelontorkan sejumlah biaya investasi terkait AI, termasuk language large models (LLM), vision large models (VLM), dan multimodal large models (MLM).

(prc/wep)