Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia masih bergerak naik pada perdagangan pagi hari ini. Rekor demi rekor terus tercipta.
Pada Rabu (19/3/2025) pukul 09:45 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 3.033,15/troy ons. Naik tipis 0,05% dari hari sebelumnya.
Meski cuma naik tipis, tetapi itu sudah cukup untuk mengantar harga emas ke posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 3,23% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 3,12%.
Sepanjang 2025 (year-to-date). harga emas menguat 15,57%. Setahun ini, harga meroket 38,75%.

Lalu bagaimana dengan perkiraan harga emas untuk hari ini? Apakah masih kuat menanjak atau malah meluncur turun?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas bertengger di zona bullish. Tercermin dengan indikator Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 72,93.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Hawa overbought makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.
Dengan begitu, ada risiko harga emas bakal terkoreksi. Cermati pivot point di US$ 3.023/troy ons. Sebab dari pivot point ini, sepertinya harga emas akan menguji support di rentang US$ 3.007-2.960/troy ons.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.035/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga emas ke arah US$ 3.055/troy ons.
Prospek Ekonomi Suram
Prospek perekonomian dunia yang sepertinya lebih suram menjadi latar belakang kenaikan harga emas. Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump terus menggelorakan bara perang dagang, kebijakan proteksionistik yang membuat impor makin mahal.
Saat produk impor yang masuk ke Negeri Paman Sam lebih mahal, maka dampaknya adalah kenaikan harga barang dan jasa. Laju inflasi di AS sangat mungkin terakselerasi, dan pada gilirannya menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Perlu diingat bahwa AS adalah perekonomian terbesar dunia. Jadi saat AS lesu, dunia juga akan merasakan dampaknya.
Pada saat-saat penuh risiko dan ketidakpastian seperti ini emas jadi primadona di pasar. Dengan status sebagai aset yang dipandang aman (safe haven asset), emas jadi buruan investor yang ingin mengamankan portofolio mereka.
(aji)