Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan level suku bunga acuan atau BI rate di level 5,75%, di tengah masih adanya tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan sentimen risk-off (kondisi pemodal hindari risiko) dari investor global.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang menilai bank sentral akan cenderung lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan suku bunga acuan atau BI rate, di tengah tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Hal ini tercermin dari outflow (arus modal keluar) yang masih terjadi, tidak hanya di pasar saham (equity), tetapi juga di pasar obligasi pemerintah, yang per-pekan lalu mulai mencatatkan outflow, setelah sebelumnya mengalami inflow (aliran dana masuk)," papar Hosianna kepada Bloomberg Technoz, Rabu (19/3/2025).

Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) mulai kemarin. Hari ini, Gubernur Perry Warjiyo dan kolega akan mengumumkan hasilnya, termasuk suku bunga acuan.

Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg per kemarin siang menghasilkan median proyeksi BI Rate tetap di 5,75%. Namun, suara pasar tidak bulat. Ada perbedaan pendapat yang tidak bisa dikesampingkan.

Dari 37 ekonom/analis yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 11 di antaranya (29,73%) memperkirakan suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Jumlah yang nyaris 30% tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menyebut sebenarnya pelaku pasar sudah memperhitungkan penurunan BI Rate bulan lalu. Namun nyatanya, BI Rate tetap bertahan di 5,75%.

“Kami berbicara dengan banyak asset managers dan mereka mengambil posisi BI Rate turun. Seiring keputusan BI yang mempertahankan suku bunga acuan, investor merasa kurang nyaman dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) jatuh,” tulis Satria dalam risetnya.

Semestinya, lanjut Satria, bahkan BI memang sudah bisa turun bulan lalu. Berbagai indikator seperti imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) hingga kurs dolar AS yang melemah membuat BI akan lebih nyaman dalam menurunkan BI Rate.

(lav)

No more pages