Logo Bloomberg Technoz

Kejahatan Siber di Indonesia Memprihatinkan, Apa Penyebabnya?

Pramesti Regita Cindy
19 March 2025 08:45

Ilustrasi serangan siber oleh hacker dengan menyusup melalui laptop.
Ilustrasi serangan siber oleh hacker dengan menyusup melalui laptop.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah serangan siber Advanced Persistent Threat (APT), tertinggi kedua di Asia Pasifik pada 2024, menyumbang 7% dari seluruh insiden di kawasan tersebut. Temuan ini berasal dari Laporan Tren Kejahatan Berteknologi Tinggi 2025 yang dirilis oleh Group-IB, sebuah perusahaan keamanan siber global.  

Bukan hanya APT, dalam laporan turut disebutkan, Indonesia juga menghadapi ancaman seperti ransomware yang meningkat 10% secara global pada 2024. Serangan ini banyak menargetkan sektor real estate, manufaktur, dan keuangan di Asia Pasifik. 

Selain itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak kebocoran data, dengan lebih dari 6,4 miliar data pengguna yang terekspos secara global. Serangan phishing pun meningkat 22% secara global, dengan 51% menargetkan sektor keuangan.  

CEO Group-IB Dmitry Volkov menegaskan bahwa ancaman siber kini bukan lagi serangkaian insiden terpisah, melainkan rantai reaksi kompleks yang saling memperkuat. Ia menekankan perlunya strategi keamanan siber yang lebih proaktif dan kolaborasi internasional untuk memutus siklus kejahatan digital ini.

"Organisasi harus mengadopsi strategi keamanan proaktif, memperkuat ketahanan siber, dan menyadari bahwa setiap ancaman siber menjadi bagian dari pertempuran yang lebih besar dan saling terkait. Untuk mengurangi ancaman ini, kita harus memutus siklusnya dengan meningkatkan kerja sama dan membangun kerangka kerja global untuk memerangi kejahatan siber," kata Volkov dalam rilisnya, dikutip Rabu (19/3/2025).