Logo Bloomberg Technoz

9 Faktor Utama Pemicu IHSG Sempat Alami Trading Halt

Muhammad Fikri
19 March 2025 06:20

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Selasa (19/3/2025), penuh dengan drama. Indeks jatuh dalam hingga sempat mengalami pembekuan perdagangan atau trading halt.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, kombinasi sentimen negatif dari luar dan dalam negeri menjadi penyebab utama IHSG sempat mengalami trading halt.

Cuma memang, sentimen negatif dari dalam negeri lebih banyak berpengaruh. Setidaknya, ada sembilan faktor utama penyebab IHSG mengalami trading halt.

  1. Tensi Geopolotik yang meningkat karena Putin menginginkan perang lebih lama.
  2. Tarif balasan yang lebih besar dari Uni Eropa merespons perang dagang Trump. 
  3. Kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat (AS).
  4. Penerimaan negara yang mengalami penurunan hingga 30%.
  5. Penurunan itu mengakibatkan defisit APBN melebar sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan membuat rupiah semakin melemah.
  6. Melemahnya rupiah mempersempit ruang BI untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan, sehingga likuiditas akan tetap ketat.
  7. Penerimaan pajak  yang mengalami penurunan hingga 30.19% secara tahunan menjadi hanya Rp269 triliun.
  8. Belanja pemerintah juga turun 7%.
  9. Alhasil utang pun naik 44,77% pada Januari 2025.

"Semua khawatir bahwa risiko fiskal terus mengalami peningkatan di Indonesia yang membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil. Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan mungkin obligasi menjadi piihan setelah saham," jelas Nico.

Secara terpisah, Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai, jatuhnya IHSG hingga trading halt sejatinya menunjukkan perekonomian Indonesia sedang tidak baik-baik saja.