Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan arahan secara khusus terkait terjadinya pembekuan pasar saham atau trading halt Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai turun hingga 6,12%.
Padahal, kata dia, turunnya IHSG hingga lebih dari 5% tersebut termasuk salah satu kondisi ekonomi yang dilaporkan kepada presiden, hari ini.
"Tidak ada [arahan yang diberikan Prabowo]," kata Airlangga kepada awak media, Selasa (18/03/2025).
Eks Ketua Umum Partai Golkar tersebut pun memberikan sinyal Prabowo nampaknya tak terlalu khawatir dengan kondisi pasar saham. Hal ini terlihat saat dia tak memberikan jawaban lugas soal apakah Prabowo memberikan perhatian khusus terhadap trading halt IHSG hari ini.
Dia justru membeberkan soal kondisi ekonomi nasional yang diklaim berbanding terbalik dengan kondisi pasar saham. Dia menilai, pasar saham tak akan memberikan dampak signifikan karena ekonomi Indonesia memiliki fundamental yang kuat. Sejumlah manuver dan sentimen investor kerap tak terbukti.
"Pertama tentu fundamental ekonomi kita kan kuat. Tentunya beberapa isu-isu yang dikembangkan itu tidak benar adanya," ujar dia.
Penurunan tajam pada sesi I sempat memicu Bursa Efek Indonesia untuk menghentikan sementara perdagangan atau menerapkan trading halt. Ini merupakan trading halt pertama kali terhitung sejak WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret 2020.
Keputusan untuk melakukan trading haltmerujuk pada Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00024/BEI/03-2020, yang mengatur mekanisme penanganan perdagangan di bursa dalam kondisi darurat.
Airlangga pun menilai penurunan IHSG cukup umum di global. Dia menilai, pasar memang tengah menunggu hasil Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serokat (AS), yang akan menentukan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).
Selain itu, Airlangga memandang pasar juga akan memantau keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar Rabu (19/3/2025). Dimana pasar akan menanti apakah BI akan memangkas suku bunga acuannya, atau masih menahannya.
“Yang ketiga ada saham-saham yang turun mungkin karena laporan keuangannya atau informasinya keluar, ini ada satu grup lah yang turunnya cukup dalam,” kata dia.
(azr/frg)