Dalam pandangan analis asing, ketidakpastian kebijakan di lingkup domestik ditambah dinamika pasar global dengan berbagai isu mulai dari perang dagang, ketegangan di Eropa serta Timur Tengah juga ancaman resesi negara besar, menjadi kombinasi yang membebani sentimen pasar baik itu di aset ekuitas, obligasi maupun valuta rupiah, menurut Ahli Strategi Valas dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), salah satu bank terbesar di Jepang, Lloyd Chan, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Menurut analis, investor khawatir Indonesia akan mengalami defisit fiskal lebih besar ketimbang yang diperkirakan oleh Pemerintah RI saat ini. Chan melihat, akan terjadi aksi jual simultan di pasar keuangan Indonesia.
Tekanan jual yang terus membesar akan membawa rupiah makin melemah menyentuh Rp16.625/US$ pada kuartal II-2025.
Selain itu, rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kabinet Merah Putih juga membuat investor gelisah. “Saya melihat ada rumor menteri keuangan akan diganti dan mungkin oleh anggota keluarga presiden. Kekhawatiran semacam ini menciptakan lebih banyak hal negatif daripada fundamental saat ini,” kata Sat Duhra, Portfolio Manager di Janus Henderson Investors di Singapura.
(dov/spt)