Logo Bloomberg Technoz

Namun, pada tahun ini, TPIA memproyeksikan ada tambahan volume produksi 8,5 juta ton yang berasal dari produksi aset SECP. 

Jika keduanya digabungkan, maka volume produksi seluruh segmen bisnis TPIA tahun ini bisa mencapai 205,7% secara tahunan menjadi 12,94 juta ton.

Sementara, volume produksi pada 2026 diperkirakan mencapai 18,97 juta ton, yang berasal dari produk petrokimia sebesar 900.000 ton dan SECP 18,08 juta ton. 

Direktur TPIA Suryandi mengatakan, seluruh persetujuan terkait agenda akuisisi telah diperoleh.

"Saat ini kami berada di tahap akhir proses transaksi," ujar Suryandi, dikutip Selasa (18/3/2025).

"Setelah transaksi selesai, kami akan menyerahkan pengungkapan penyelesaian kepada OJK."

Sepanjang 2024, pendapatan konsolidasi TPIA turun 17,4% secara tahunan menjadi US$1,78 miliar. Sedang kerugian bersih naik menjadi US$69,16 juta dari sebelumnya US$33,58 juta.

Revenue TPIA (Bloomberg)

Penurunan kinerja keuangan TPIA imbas gangguan eksternal dalam pasokan dan permintaan serta perawatan fasilitas produksi perusahaan, yang menyebabkan penurunan volume penjualan.

Meski kinerja keuangan menurun, Suryandi memastikan TPIA masih mampu mempertahankan posisi keuangan yang kuat, dengan likuiditas solid sebesar US$2,4 miliar, yang terdiri dari US$1,4 miliar dalam bentuk kas dan setara kas, US$0,8 miliar dalam marketable securities, serta US$0,2 miliar dalam available committed revolving credit facilities.

"Fondasi yang kokoh ini memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkontribusi pada perkembangan industri serta ekonomi Indonesia," jelas Suryandi.

Fundamental TPIA juga masih solid, tercermin dari Pabrik Chlor Alkali – Dichloride (CA-EDC) Chandra Asri Group di Cilegon yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), memperkuat komitmen kami terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

"Dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 400.000 ton soda kaustik dan 500.000 ton Ethylene Dichloride (EDC), fasilitas ini akan secara signifikan mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan kimia impor." 

Soda kaustik akan mendukung industri utama seperti pemurnian alumina, pemurnian nikel, dan produksi baterai kendaraan listrik, sementara EDC akan menjadi komponen penting dalam pembuatan PVC untuk sektor konstruksi. 

Inisiatif ini memperkuat hilirisasi industri, mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan sejalan dengan visi pemerintah untuk pembangunan nasional yang merata.

Selain itu, melalui anak perusahaan investasi infrastruktur TPIA, PT Chandra Daya Investasi (CDI), perusahaan telah memperoleh pinjaman berjangka tujuh tahun senilai Rp2 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) untuk membiayai proyek infrastruktur strategis dan berkelanjutan. 

"Pendanaan ini akan mendukung operasional CDI, ekspansi bisnis, dan modal kerja, memungkinkan kami untuk mempercepat investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan air yang berkelanjutan, efisiensi energi, dan inisiatif aset hijau lain."

(red)

No more pages