Penyebab Kejatuhan IHSG Hingga Trading Halt, Versi Analis Asing
Redaksi
18 March 2025 14:29

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7,1% pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025), telah membuat arus jual meluas ke pasar surat utang dan akhirnya menyeret rupiah makin lemah menuju Rp16.500/US$.
Dalam pandangan analis asing, ketidakpastian kebijakan di lingkup domestik ditambah dinamika pasar global dengan berbagai isu mulai dari perang dagang, ketegangan di Eropa serta Timur Tengah juga ancaman resesi negara besar, menjadi kombinasi yang membebani sentimen pasar. Baik itu di aset ekuitas, obligasi maupun valuta rupiah, menurut Ahli Strategi Valas dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), salah satu bank terbesar di Jepang, Lloyd Chan, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Menurut Chan, investor khawatir Indonesia akan mengalami defisit fiskal lebih besar ketimbang yang diperkirakan oleh Pemerintah RI saat ini. Chan melihat, akan terjadi aksi jual simultan di pasar keuangan Indonesia. Tekanan jual yang terus membesar akan membawa rupiah makin melemah menyentuh Rp16.625/US$ pada kuartal II-2025.
Selain itu, rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kabinet Merah Putih juga membuat investor gelisah. “Saya melihat ada rumor menteri keuangan akan diganti, mungkin oleh anggota keluarga presiden. Kekhawatiran semacam ini menciptakan lebih banyak hal negatif daripada fundamental saat ini,” kata Sat Duhra, Portfolio Manager di Janus Henderson Investors di Singapura.

Sementara menurut Fund Manager di SGMC Capital Pte. Mohit Mirpuri, langkah Presiden Prabowo mengalihkan anggaran untuk mendukung program-program prioritasnya telah mengguncang pasar di mana hal itu diperburuk oleh defisit fiskal di awal tahun yang jarang terjadi akibat penurunan pendapatan negara hingga 20%. “Itu memicu gelombang likuidasi paksa, khususnya di kalangan margin traders,” kata Mirpuri.