Logo Bloomberg Technoz

Di Asia, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam kedua sampai tengah hari ini setelah won Korsel yang melemah 0,53%.

Sebagian besar mata uang Asia memang melemah hari ini, di mana hanya rupee, dolar Taiwan serta dolar Hong Kong yang masih menguat sejauh ini.

Secara teknikal, rupiah telah menembus level support terdekat dan bila pelemahan makin besar, rupiah memiliki support selanjutnya pada level Rp16.500/US$ dan Rp16.550/US$.

Tekanan jual bukan hanya melanda pasar saham. Harga surat utang RI di pasar sekunder juga berjatuhan. Terindikasi dari kenaikan yield di hampir semua tenor SUN.

Seperti ditunjukkan data OTC Bloomberg, SUN tenor 10Y kini naik 3,3 basis poin di level 7,027%. Yield 5Y juga naik 2,5 bps, disusul oleh tenor pendek naik 0,7 bps.

Apa yang membuat arus jual membesar begitu cepat di pasar saham yang akhirnya menjalar juga ke pasar surat utang, ditengarai tidak terlepas dari situasi terkini perekonomian domestik.

Berbagai data memperkuat dugaan terjadinya pelemahan konsumsi yang bisa berdampak pada penurunan kinerja korporasi di pasar saham.

Selain itu, ada juga kekhawatiran akan ada perubahan pada peringkat surat utang RI sejurus dengan kinerja fiskal terakhir yang dilaporkan mengalami shorfall atau penurunan penerimaan pajak cukup besar. Defisit APBN tahun ini diperkirakan bisa menyundul batas atas yang diperbolehkan oleh Undang-Undang yaitu 3%.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memperkirakan salah satu sentimen yang mempengaruhi kondisi IHSG ialah kekhawatiran para investor pasar keuangan terhadap peringkat utang Indonesia yang berpotensi menurun, di tengah kondisi keuangan negara saat ini.

Berdasarkan jadwal, tiga lembaga pemeringkat internasional secara rutin mengkaji ulang dan memberikan peringkat baru kepada Pemerintah Indonesia pada periode tertentu, yang biasanya berlangsung Maret hingga Juli setiap tahun.

"Ada kekhawatiran credit rating (peringkat utang) Indonesia akan turun. Jadwalnya Maret-April Fitch Ratings dan Moodys Investors akan umumkan, Juni-Juli S&P (Standard & Poors) akan umumkan," tutur Wijayanto kepada Bloomberg Technoz, Selasa (18/3/2025).

Pada awal Maret, Fitch Ratings mempertahankan peringkat penerbit mata uang asing jangka panjang Indonesia di level BBB dengan prospek stabil.

Namun, Fitch juga memberi peringatan terutama terkait pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara. Fitch menilai pembentukan Danantara berpotensi meningkatkan liabilitas kontijensi Pemerintah RI. Potensi pembiayaan melalui Danantara atau atau badan usaha milik negara (BUMN) di bawahnya dapat meningkatkan risiko fiskal dalam jangka panjang.

“Pemanfaatan Danantara untuk pembiayaan proyek-proyek nasional dapat menciptakan kewajiban utang tambahan bagi pemerintah, terutama jika dana yang dikelola tidak cukup untuk menutupi kebutuhan investasi,” tulis Fitch dalam laporannya, dikutip Rabu (12/3/2025).

Fitch mencatat bahwa utang bruto perusahaan non-keuangan publik di Indonesia mencapai sekitar 5% dari PDB pada 2024, sehingga peningkatan pembiayaan melalui Danantara bisa semakin menambah beban utang.

Salah satu bank terbesar di Jepang, MUFG, menilai, ketidakpastian kebijakan di lingkup domestik Indonesia dan dinamika pasar global telah menjadi kombinasi yang membebani sentimen pasar saham, surat utang juga rupiah.

Investor khawatir Indonesia akan mengalami defisit fiskal lebih besar ketimbang yang diperkirakan oleh pemerintah saat ini, menurut Lloyd Chan, FX Strategist MUFG, dikutip dari Bloomberg News.

Penjualan serentak di berbagai aset di pasar keuangan RI akan terjadi sehingga nilai rupiah akan semakin terbenam melemah menuju Rp16.625/US$ pada kuartal II-2025. 

(rui)

No more pages