Bloomberg Technoz, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan Indeks Menabung Konsumen (IMK) kelompok Rumah Tangga (RT) berpendapatan di atas Rp3 juta hingga Rp7 juta/bulan turun menjadi 81,9 pada Februari 2025 atau menjelang Ramadan.
Angka ini turun 3 poin dibandingkan dengan 84,9 pada Januari 2025. Penurunan IMK ini menjadi yang paling dalam dibandingkan dengan kelompok pendapatan lainnya.
IMK menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen. Level IMK di atas 100 menunjukkan niat dan kemampuan menabung konsumen yang tinggi.
Selain itu, IMK untuk kelompok RT berpendapatan di atas Rp1,5 juta hingga Rp3 juta/bulan menjadi 64,4 pada Februari 2025. Angka ini turun 0,4 poin dari bulan sebelumnya.
Kenaikan terbesar adalah IMK pada kelompok RT berpendapatan hingga Rp1,5 juta/bulan menjadi 71,2 pada Februari 2025. Angka ini naik 20,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, IMK untuk kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan juga naik ke 119,4 pada Februari 2025, atau naik 11,9 poin dari bulan sebelumnya.
Namun, secara keseluruhan, IMK berada di level 80,2 pada Februari 2025 atau menjelang Ramadan. Angka ini menguat 0,9 poin dibandingkan Januari 2025.
Direktur Group Riset LPS Seto Wardono juga mengatakan IMK tersebut menguat dibandingkan periode Ramadan tahun sebelumnya yang berada di bawah 80.
"Kalau berdasarkan survei kami terkini memang IMK naik. Jadi indeks ini menggambarkan niat dan kemampuan menabung konsumen. Komponen ada dua yaitu Indeks Intensitas Menabung (IIM) dan Indeks Waktu Menabung (IWM)," ujar Seto dalam taklimat media, dikutip Selasa (18/3/2025).
Seto mengatakan, terdapat faktor yang bisa mendukung penguatan IMK tersebut, yaitu penghasilan yang membaik. Penghasilan yang membaik didorong oleh penyaluran bantuan sosial (bansos) pada awal tahun.
Selain itu, belanja masyarakat berkurang karena deflasi 0,09% secara tahunan (year-on-year) pada Ferbruari 2025. Hal ini dipicu penurunan komponen harga diatur pemerintah berupa diskon tarif listrik hingga 2.200 VA.
(lav)