Selain itu, IMK untuk kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan juga naik ke 119,4 pada Februari 2025, atau naik 11,9 poin dari bulan sebelumnya.
Namun, secara keseluruhan, IMK berada di level 80,2 pada Februari 2025 atau menjelang Ramadan. Angka ini menguat 0,9 poin dibandingkan Januari 2025.
Direktur Group Riset LPS Seto Wardono juga mengatakan IMK tersebut menguat dibandingkan periode Ramadan tahun sebelumnya yang berada di bawah 80.
"Kalau berdasarkan survei kami terkini memang IMK naik. Jadi indeks ini menggambarkan niat dan kemampuan menabung konsumen. Komponen ada dua yaitu Indeks Intensitas Menabung (IIM) dan Indeks Waktu Menabung (IWM)," ujar Seto dalam taklimat media, dikutip Selasa (18/3/2025).
Seto mengatakan, terdapat faktor yang bisa mendukung penguatan IMK tersebut, yaitu penghasilan yang membaik. Penghasilan yang membaik didorong oleh penyaluran bantuan sosial (bansos) pada awal tahun.
Selain itu, belanja masyarakat berkurang karena deflasi 0,09% secara tahunan (year-on-year) pada Ferbruari 2025. Hal ini dipicu penurunan komponen harga diatur pemerintah berupa diskon tarif listrik hingga 2.200 VA.
(lav)
































