Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (18/3/2025), dibuka melemah. Hingga pukul 9.11, indeks kehilangan 88,65 poin atau setara dengan melemah 1,37% ke level 6.383.
Turunnya IHSG bertolak belakang dengan Wall Street yang kembali melanjutkan pembalikan arah.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,61 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,16 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 122.745 kali.
Sebanyak 215 saham melemah, dan 177 saham menguat. Sementara, 190 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global dan dalam negeri. Spekulasi pasar pada prospek Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) masih membayangi psikologis investor.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, rasa wait and see mungkin muncul dari para pembuat kebijakan pekan ini, dalam penilaian pertama mereka tentang bagaimana kebijakan perdagangan Trump berdampak pada ekonomi.
Penjualan Ritel yang beragam membuat sedikit ketenangan belanja konsumen tidak melemah tajam. Seiring dengan meredanya pembicaraan seputar tarif, saham terus menjauh dari level oversold secara teknikal.
Karena para pejabat The Fed diprediksi akan menahan suku bunga pada Rabu, pasar akan fokus pada proyeksi ekonomi terbaru dari para pejabat dan konferensi pers Gubernur Jerome Powell untuk mendapat petunjuk mengenai arah kebijakan ke depan.
Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, data terbaru dari Consumer Sentiment Index (CSI) AS memperlihatkan ekspektasi kenaikan inflasi yang semakin besar.
“Perhitungan awal (Preliminary) data CSI AS yang di rilis oleh University of Michigan anjlok ke level 57,9 di bulan Maret, terendah sejak bulan November 2022, dari level 64,7 di bulan Februari dan jauh di bawah ramalan pasa yang berada di level 63,1,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Ekspektasi Inflasi untuk 1 Tahun ke depan naik menjadi 4,9%, tertinggi sejak November 2022, dari 4,3% di bulan sebelumnya.
Ekspektasi Inflasi untuk 5 Tahun ke depan juga naik menjadi 3,90% dari 3,50% di bulan Februari.
Analis Phintraco Sekuritas juga menyebut, IHSG dibayangi sikap wait and see jelang FOMC The Fed pada 18–19 Maret 2025.
Dengan hasil jajak pendapat dari CME FedWatch Tools yang mencatat probabilitas 98% bagi The Fed untuk menahan suku bunga acuan di 4,25%–4,5% di FOMC 18–19 Maret 2025.
“IHSG tutup di bawah level psikologis 6.500. Pelemahan tersebut mengkonfirmasi sinyal death cross pada indikator Stochastic RSI di overbought area. Dengan demikian, IHSG rawan pelemahan lanjutan ke rentang 6.400–6.450 di Selasa,” jelas Phintraco.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi MDKA, HMSP, TINS, INCO, dan SCMA.
Sedang, dari dalam negeri, sentimen pemberat datang dari surplusnya Neraca Dagang RI lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan lalu, nilainya mengalami penyusutan.
Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus di angka US$3,12 miliar pada Februari 2025, menurun US$380 juta secara bulanan (month-to-month/mtm).
Ini salah satunya dipicu neraca dagang komoditas migas yang mengalami defisit tajam.
Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, secara trend jangka panjang, IHSG masih berada dalam tren Bearish nya.
“IHSG bergerak volatile dan ditutup melemah sebesar -0,67% menuju level 6.471,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Selasa (18/3/2025).
Selanjutnya, IHSG berpotensi untuk menjemput ke support selanjutnya pada area 6.359.
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, CTRA, dan MDKA.
(fad)