Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg  Technoz, Jakarta – Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia/Indonesian Coal Mining Association (APBI/ICMA) mengatakan hingga kini eksportir batu bara masih menyesuaikan transaksi penjualan mereka menggunakan patokan harga batu bara acuan (HBA) yang telah berlangsung selama dua periode pada bulan ini.

“Proses ekspor saat ini masih berjalan normal, sesuai dengan kontrak. Untuk HBA yang keluar pada 15 Maret  makin mengacu ke harga pasar, dengan sampling yang diambil juga makin menyesuaikan," kata Plt Direktur Eksekutif APBI/ICMA Gita Mahyarani saat dihubungi, Senin (17/3/2025). 

Gita menyebut mekanisme HBA yang diterbitkan dua kali dalam sebulan masih sangat baru bagi pelaku industri batu bara. "Kita masih terus memantau dan harapannya dengan makin mendekati harga pasar akan makin baik dan datanya konsisten dengan situasi pasar,” lanjutnya.

Kalimantan Floating Transfer Barges dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group. (Dok. PT Bayan Resources)

Bagaimanapun, APBI memberikan beberapa catatan khususnya untukk HBA III pada periode kedua Maret 2025, di mana perbedaan sekitar US$4 per ton lebih tinggi dari Indonesian Coal Index (ICI).

“Di HBA III karena kalau mengacu pada ICI 5 masih ada selisih kurang lebih US$3—US$4 per ton [masih lebih tinggi dari harga pasar]. Akan tetapi, kita lihat juga ke depannya, step by step,” ujarnya.

Kementerian ESDM telah menerbitkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 72.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batubara per 1 Maret 2025.

Berdasarkan kepmen yang baru diterbitkan terkait HBA untuk periode kedua Maret 2025, HBA  batu bara kalori tinggi atau kokas (coking coal) dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26%, total sulfur 0,66%, dan ash 7,94% ditetapkan senilai US$117,76/ton pada periode kedua Maret 2025. Nilai itu turun dari periode pertama, Maret 2025 US$128,24/ton.

HBA I untuk batu bara termal dalam kesetaraan nilai kalor 5.300 kcal/kg GAR, total moisture 21,32%, total sulfur 0,75%, dan ash 6,04% ditetapkan senilai US$80,70/ton pada periode kedua Maret 2025 atau turun dari periode pertama Maret 2025 US$82,66/ton.

HBA II dalam kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR, total moisture 35,73%, total sulfur 0,23%, dan ash 3,90% ditetapkan senilai US$49,44/ton pada periode kedua Maret 2025 atau turun dari periode pertama Maret 2025 US$50,70/ton.

HBA III dalam kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR, total moisture 44,30%, total sulfur 0,24%, dan ash 3,88% ditetapkan senilai US$33,71/ton pada periode kedua Maret 2025 atau turun dari periode pertama Maret 2025 US$34,16/ton.

Sebagai perbandingan, harga batu bara Newcastle berjangka untuk kontrak Maret diperdagangkan di level US$98,75/ton pada Selasa (18/3/2025), turun 1,99% secara harian. Secara anual, harga  batu bara telah anjlok 23,89%.

Mulai bulan ini, HBA diterbitkan dua kali dalam sebulan, yaitu setiap tanggal 1 dan 15. Hal ini seiring dengan diberlakukannya mandatori penggunaan HBA untuk kegiatan ekspor batu bara mulai 1 Maret 2025. Berikut formulasinya:

HBA tanggal 1 : (0.7*x1) + (0.3* x2) [US$/ton]

  • X1 = pekan keempat dua bulan sebelumnya sampai dengan pekan pertama bulan sebelumnya.
  • X2 = pekan kedua sampai dengan pekan ketiga dua bulan sebelumnya.

HBA tanggal 15 : (0.7*x1) + (0.3* x2) [US$/ton]

  • X1 = pekan kedua sampai dengan pekan ketiga bulan sebelumnya.
  • X2 = pekan keempat dua bulan sebelumnya sampai dengan pekan pertama bulan sebelumnya.
No more pages