Sesuai dengan ekspektasi pasar, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus di angka US$3,12 miliar pada Februari 2025, menurun US$380 juta secara bulanan (month-to-month/mtm).
Yang jadi sentimen IHSG dan rupiah, surplusnya Neraca Dagang RI lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan lalu, nilainya mengalami penyusutan.

BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Februari 2025 mencapai US$21,98 miliar, atau meningkat 14,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan nilai ekspor periode yang sama pada tahun lalu.
Nilai ekspor pada Februari juga tercatat meningkat 2,58% secara bulanan (month-to-month/mtm) dibandingkan dengan Januari 2025.
Sedang, perkembangan impor pada Februari 2025 berhasil mencatat total nilai impor sebesar US$18,86 miliar, menguat dengan kenaikan 5,18% (month-to-month/mtm) dibandingkan dengan bulan Januari sebelumnya.
Secara tahunan, nilai impor melesat 2,30% didorong oleh kenaikan impor non–migas yang memberi andil kenaikan mencapai 2,91%. Setelah bulan sebelumnya terkontraksi dalam hingga lebih dari 2%.
Dengan itu, Neraca Perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$3,12 miliar pada Februari 2025, menurun US$380 juta secara bulanan (month-to-month/mtm). Ini salah satunya dipicu neraca dagang komoditas migas yang mengalami defisit tajam.
Neraca Perdagangan telah membukukan surplus selama 58 bulan beruntun. Kali Neraca Perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020 silam. Dalam 20 tahun, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua.

Di sepanjang perdagangan saham hingga penutupan, saham-saham teknologi, saham konsumen non primer, dan saham transportasi menjadi pemberat laju IHSG dengan ambles 11,1%, 1,35%, dan 1%, disusul oleh pelemahan pada saham keuangan dengan drop 0,47%.
Sejumlah saham teknologi yang menjadi pendorong pelemahan IHSG ialah, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang jatuh 19,9%, saham PT IndoInternet Tbk (EDGE) melemah 9,36% dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 1,25%.
Senada, saham konsumen non primer juga terpeleset dan jadi pemberat, saham PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) drop 21%, saham PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) melemah 14,8%. Saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) tertekan 4,76%.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif juga menjadi pemberat IHSG antara lain, saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) terpeleset 4,3%, dan saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) dengan pelemahan 3,42%.
Tren Bearish juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) melemah 2,68%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) drop 2,26%. Dan juga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merah 1,71%.
Kinerja Bursa Asia siang hari ini justru melesat di zona hijau. Indeks KOSPI terbang 1,73%, TOPIX Jepang melejit 1,19%, NIKKEI 225 terangkat 0,93%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,77%, Strait Times Singapore dengan kenaikan 0,61%, dan Shanghai hijau 0,19%.
(fad)