Selain itu, Kemenkes juga akan melakukan pemberian imunisasi hepatitis B tiga dosis pada bayi juga masuk ke dalam program imunisasi nasional untuk mengurangi insiden. Pemberian HB0 kurang dari 24 jam untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi dan pemberian HBIg pada bayi yang lahir dari ibu reaktif HBsAg serta pemberian tenofovir pada ibu hamil dengan viral load tinggi.
"Deteksi dini juga harus dilakukan bagi kelompok berisiko seperti pengguna jarum suntik (penasun) dan eks penasun, ODHIV, pasien hemodialisa, populasi kunci seperti WBP, PS, dan LSL, riwayat transfusi, riwayat tato, tindik dan penggunaan alat medis tidak steril harus dilakukan untuk memutus penularan," lanjutnya.
Berdasarkan data Kemenkes, sebanyak 7,1% atau 18 juta masyarakat Indonesia saat ini telah terinfeksi hepatitis B. Dari jumlah tersebut, 50% di antaranya berisiko menjadi kronis dan sebanyak 900.000 dapat menjadi kanker hati.
Bahkan hepatitis B menjadi empat besar penyebab kematian di Indonesia dengan perkiraan setiap tahunnya sebanyak 51.100 kematian.
(ibn/ezr)