Alan Katz-Bloomberg News
Bloomberg, Anggota Dewan Pemerintahan Bank Sentral Eropa (ECB), Francois Villeroy de Galhau, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) berisiko menimbulkan keadaan darurat keuangan berikutnya melalui dukungannya terhadap mata uang kripto dan keuangan non-bank.
“Amerika berisiko berdosa karena kelalaian. Krisis keuangan sering kali berasal dari Amerika dan menyebar ke seluruh dunia,” katanya dalam sebuah wawancara dengan mingguan Prancis La Tribune Dimanche.
“Dengan mendorong aset kripto dan keuangan non-bank, pemerintah Amerika menabur benih-benih pgejolakergolakan di masa depan.”
Villeroy menambahkan bahwa pengawasan Eropa lebih terjamin dan mengatakan bahwa tidak ada risiko krisis perbankan di benua biru tersebut.
Secara terpisah, Villeroy mengatakan dalam wawancara bahwa euro harus mengambil peran yang lebih penting secara internasional dan bahwa Eropa perlu “membangun kelompok tabungan dan investasi yang kuat, yang mampu menarik investor internasional ke mata uang kita.”
Presiden AS Donald Trump menjadi pendukung vokal mata uang kripto selama kampanye tahun lalu. Dia telah menandatangani perintah eksekutif yang menyerukan pembentukan Strategic Bitcoin Reserve dan Digital Asset Stockpile secaraterpisah.
Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) telah menolak puluhan tindakan hukum terhadap perusahaan-perusahaan kripto sejak mantan Ketua Gary Gensler mengundurkan diri ketika Trump menjabat.
Saksikan video Bloomberg Technoz Podcast - TechnoZone yang bertajuk “Timothy Ronald & Oscar Darmawan: AS Serok Bitcoin, RI Kebingungan” di Bloombergtechnoz.com bersama Host Pandu Sastrowardoyo, Co-Host Whery Enggo Prayogi dan Narasumber Timothy Ronald, Crypto Key Opinion Leader, serta Oscar Darmawan, Chief Executive Officer Indodax.
(bbn)