Logo Bloomberg Technoz

Asing Hengkang Rp10,15 T Kala APBN Diumumkan, Rupiah Terseret

Redaksi
17 March 2025 07:50

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja rupiah sepekan lalu masih terjerembab di zona merah dengan pelemahan mencapai 0,34%, menjadikannya sebagai mata uang terlemah di Asia urutan keempat pekan lalu dan akhirnya ditutup di level Rp16.350/US$.

Pelemahan rupiah pekan lalu masih terpengaruh oleh kuatnya arus keluar dana asing, baik dari pasar saham domestik, pasar surat berharga negara (SBN) hingga dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pelemahan rupiah terjadi bahkan ketika indeks dolar Amerika Serikat (AS) membukukan penurunan 'hanya' sebesar 0,12% pada pekan lalu.

Mengacu data Bloomberg, indeks dolar AS bergerak melemah sepanjang pekan lalu seiring dengan menguatnya kekhawatiran pasar akan terjadinya resesi di ekonomi terbesar di dunia tersebut. Selain itu, ketidakpastian yang timbul akibat perang dagang telah membuat para pemilik modal melarikan dana mereka ke instrumen surat utang AS, juga ke emas, ketimbang menyerbu dolar AS.

Namun, lemahnya dolar AS ternyata tidak cukup memberi ruang penguatan pada rupiah. Rupiah pada pekan lalu sempat menyentuh level terlemah di Rp16.445/US$ jelang laporan Kementerian Keuangan tentang kinerja APBN di awal tahun yang mencetak defisit akibat kejatuhan penerimaan pajak.