Pembahasan, seperti disampaikan Yuki Saji, CEO Boldly, juga termasuk peluang peningkatan anggaran pada jaringan transportasi publik tertua di dunia tersebut.
Bus hasil produksi Auve Tech, MiCa, ditargetkan akan beroperasi secara komersial pada musim panas ini usai mendapat approval dari otoritas terkait.
“Kekuatan terbesar Softbank ada di jaringan mobile, dimana mobil akan menjadi salah satu penunjang mobilitas dan konektivitas. Saya rasa saya mewakili kepentingan dari negara dalam hal ini,” ucap Yuki Saji.
Tim Boldly sendiri telah memperkenalkan kendaraan otonom untuk pasar Jepang sejak 2020, di saat pandemi Covid-19 berada di titik puncak. Saat itu tim bermitra dengan produsen otomotif asal Prancis. Gagasan ini menargetkan jangkauan kendaraan otonom ke 10 hingga 15 lokasi baru setiap tahunnya. Target yang juga dapat membantu program pemerintah setempat.
Untuk mencapai target ideal ketersediaan kendaraan otonom tidaklah mudah. Dibutuhkan supplier yang mampu memenuhi target kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan sesuai pasar. Boldly pada akhirnya memutuskan mengikat kerja sama dengan Auve usai berdiskusi dengan lebih dari 30 calon supplier.
Lebih jauh, Yuki Saji, ingin Jepang segera mengadopsi teknologi kendaraan otonom tersebut dan mengembangkannya. Tujuannya agar dapat terus melayani penduduk lansia untuk beraktivitas di Jepang. Pemerintah setempat juga diminta untuk menjadikan program ini menjadi target capaian, meingkat ada 1.700 pemda yang harus dilayani.
Duta besar Estonia untuk Jepang, Väino Reinart, mengaku optimis dengan rencana kerja sama kedua perusahaan. Dia menegaskan transaksi perdagangan antar kedua negara harus seimbang, tidak hanya Jepang yang menyuplai barang berteknologi tinggi ke Estonia, seraya negaranya hanya mengirim kayu ke negeri Samurai.
“Seseorang harus mengatakan, sebelum jabatan saya di Jepang tutnasi, Estonia mulai menjual kendaraan otonom ke Jepang. Saat itu saya mungkin akan tersenyum lebar,” kata dia.
(bbn)