Logo Bloomberg Technoz

Jasmina Kuzmanovic dan Misha Savic -- Bloomberg News

Bloomberg --Ratusan ribu orang berkumpul di pusat kota Belgrade, Serbia, pada Sabtu (15/3/2025) untuk memprotes pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Aleksandar Vucic. Ini merupakan demonstrasi terbesar dalam sejarah Serbia.

Para demonstran tiba di Ibu Kota dari seluruh negara Balkan untuk menuntut perubahan dalam pemerintahan dan akuntabilitas penuh atas insiden di Novi Sad pada November, ketika atap runtuh di sebuah stasiun kereta api menewaskan 15 orang.

Serbia telah diguncang sejak peristiwa itu oleh protes, yang dimulai oleh mahasiswa dan sekarang telah mendapatkan momentum. Sebagian besar anggota oposisi sekarang menghadiri acara tersebut, menuduh Vucic dan sekutunya melakukan salah urus dan korupsi yang menyebabkan tragedi itu.

Pengunduran diri Milos Vucevic sebagai perdana menteri padaJanuari dan kepergian menteri-menteri penting lainnya, serta penangkapan pejabat-pejabat pemerintah lainnya, belum berhasil meredakan kemarahan publik. Vucevic tetap menjadi perdana menteri sementara karena Vucic belum memilih penggantinya.

Vucic, yang telah mendominasi bekas republik Yugoslavia berpenduduk 6,6 juta jiwa selama 15 tahun terakhir, telah bersumpah bahwa ia tidak akan menyerah pada tekanan.

Pada tahun 2014, pemimpin berusia 55 tahun itu membuka negosiasi mengenai keanggotaan Uni Eropa, sambil mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia dan China, sebuah jalan yang ia gambarkan sebagai "cara Serbia."

Minggu lalu Vucic juga menjamu Donald Trump Jr, yang tiba di Beograd dalam kunjungan mendadak. Ini adalah kunjungan kedua ke Serbia oleh putra sulung Presiden AS Donald Trump.

(bbn)

No more pages