Analis Sebut Defisit APBN Bisa di atas 3% PDB, Ini Penyebabnya
Redaksi
14 March 2025 09:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - Laporan kinerja dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai akhir Februari memberikan gambaran yang kurang menggembirakan.
Penurunan penerimaan negara akibat setoran pajak yang anjlok, ditambah rencana penggunaan dividen BUMN untuk modal awal Badan Pengelola Investasi Danantara, berpotensi menempatkan keuangan negara tahun ini mengalami kekurangan pendapatan hingga Rp150 triliun hingga Rp160 triliun, menurut perhitungan analis Mega Capital Sekuritas.
"Dalam analyst meeting realisasi APBN Februari, Kementerian Keuangan menyatakan tidak akan menarik dividen BUMN tahun ini yang sudah dianggarkan sebesar Rp90 triliun. Dividen tersebut akan diserahkan ke Danantara untuk diinvestasikan pada sektor smelter nikel, energi dan infrastruktur data center. Sehingga, APBN 2025 akan menghadapi kekurangan pendapatan senilai Rp150 triliun hingga Rp160 triliun. Apabila hal ini tidak diatasi melalui pengurangan belanja atau mencari penghasilan dari pos lain, maka defisit fiskal tahun ini berisiko naik menjadi -3,16% hingga 3,19% terhadap GDP [Gross Domestic Product]," kata tim analis Mega Capital Sekuritas di antaranya Lionel Priyadi, Muhammad Haikal dan Nanda Rahmawati, dalam catatannya pagi ini.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, juga melansir peringatan risiko yang mungkin timbul terkait kehadiran Danantara.
Dalam laporan yang dirilis pekan ini, Fitch menilai pembentukan Danantara berpotensi meningkatkan liabilitas kontijensi Pemerintah RI. Potensi pembiayaan melalui Danantara atau atau badan usaha milik negara (BUMN) di bawahnya dapat meningkatkan risiko fiskal dalam jangka panjang.