Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Rusia mengklaim berhasil mengusir pasukan Ukraina dari kota penting di wilayah Kursk menjelang perundingan dengan Amerika Serikat (AS). Presiden Vladimir Putin selangkah lebih dekat pada tujuannya untuk mengusir pasukan Kyiv dari negaranya.

Kementerian Pertahanan mengatakan dalam pernyataannya, Kamis (13/3/2025), melalui Telegram bahwa pasukan Rusia merebut kembali Sudzha, kota perbatasan yang memiliki pusat transportasi gas penting di dekatnya. Media pemerintah Rusia pada Rabu menyiarkan rekaman pasukan yang mengibarkan bendera di dua lokasi di pusat kota.

Saat kunjungan tak terduga Putin ke wilayah tersebut, Rabu (12/3/2025) malam, Valery Gerasimov, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, mengatakan militer Moskow sudah memukul mundur tentara Ukraina dari 86% lebih wilayah yang mereka kuasai setelah menyerang mendadak pada Agustus.

Dia menambahkan bahwa beberapa unit telah melintasi perbatasan negara dan memasuki wilayah Sumy, Ukraina. Klaimnya tidak bisa diverifikasi secara independen.

Rusia kembali menguasai wilayah tersebut karena para pejabat AS akan mendarat di Moskow pada Selasa untuk membujuk Putin menandatangani gencatan senjata selama 30 hari yang sudah disetujui oleh delegasi Washington dan Kyiv di Jeddah awal pekan ini.

Pengusiran pasukan Ukraina secara menyeluruh akan menjadi pukulan bagi Kyiv, yang berharap bisa menggunakan wilayah Rusia yang direbutnya saat pendudukan pertama tanah Rusia oleh militer asing sejak Perang Dunia II sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan damai yang diupayakan oleh Presiden AS Donald Trump.

Dalam sebuah pertunjukan, Putin mengunjungi pasukannya di wilayah Kursk pada Rabu. Mengenakan seragam militer, ia bertemu dengan para perwira tinggi dan mendesak untuk "mengalahkan musuh yang bercokol di wilayah Kursk sesegera mungkin," menurut Rossiya 24 TV, stasiun televisi milik pemerintah Rusia.

Lebih dari 10.000 tentara Ukraina di wilayah Kursk berisiko dikepung Rusia. (Bloomberg)

Dinas perbatasan Ukraina mengonfirmasi pada Rabu bahwa Rusia menyerang wilayah Sumy, yang berbatasan dengan Kursk.

Pasukan Kremlin juga hampir merebut kembali Sudzha, kota perbatasan utama di wilayah Kursk yang memiliki pusat transportasi gas penting di dekatnya. Media pemerintah Rusia pada Rabu menyiarkan rekaman pasukan yang mengibarkan bendera di dua lokasi di pusat kota.

"Ukraina akan terus mempertahankan wilayah Kursk selama diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan," kata Kepala Militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi pada Rabu malam. Namun, untuk menyelamatkan nyawa para prajurit, "unit-unit pasukan pertahanan, jika perlu, akan bermanuver ke posisi yang lebih menguntungkan."

Berdasarkan data dari layanan peta sumber terbuka DeepState, wilayah di bawah kendali Ukraina di Kursk sudah menyusut secara signifikan sejak awal Februari. Hingga saat ini, militer Moskow telah berusaha mengusir pasukan Kyiv selama lebih dari tujuh bulan, meski sudah mengerahkan tentara tambahan dari Korea Utara.

Serangan Ukraina ke wilayah Kursk merupakan kejutan bagi Rusia, yang membawa pulang konsekuensi perang yang dimulai Putin pada Februari 2022. Beberapa hari setelah pasukan Ukraina melintasi perbatasan, Putin mengatakan pada para pejabat pertahanan bahwa "tujuan utama" mereka ialah mengusir "invasi musuh."

Tidak seperti Putin, yang telah mendeklarasikan pencaplokan sebagian besar wilayah Kyiv, pemimpin Ukraina Volodymyr Zelenskiy berulang kali mengatakan negaranya tidak perlu menguasai wilayah di luar perbatasan yang diakui secara internasional. Zelenskiy juga mengatakan operasi Kyiv di Kursk membantu mencegah potensi serangan Rusia ke wilayah tetangga Ukraina, Sumy.

Trump pada Rabu mengatakan "orang-orang akan pergi ke Rusia saat kita berbicara, dan mudah-mudahan kita bisa mendapat persetujuan gencatan senjata dari Rusia."

Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff. (Al Drago/Bloomberg)

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada Fox News bahwa utusan AS Steve Witkoff "akan berangkat ke Moskow pekan ini" untuk membahas gencatan senjata. Ini akan menjadi perjalanan kedua Witkoff ke Moskow dalam waktu sekitar satu bulan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengonfirmasi para negosiator AS sedang melakukan perjalanan ke Rusia. Dia menambahkan bahwa ajudan Presiden Rusia Yuri Ushakov dan mitranya dari AS, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, telah berbicara melalui telepon pada Rabu, demikian dilaporkan oleh Interfax.

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, sekutu lama Putin yang menjadikan wilayah negaranya sebagai landasan peluncuran untuk invasi Rusia ke Ukraina, tiba di Moskow pada Kamis menjelang kunjungan Witkoff. Belum jelas apakah kedua kunjungan tersebut terkoordinasi.

Menurut narasumber yang mengetahui pemikiran Kremlin, Putin mungkin akan menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina, tetapi ingin agar syarat-syaratnya dipenuhi terlebih dahulu, yang mungkin akan memperlama negosiasi.

Narasumber lain yang mengetahui situasi ini mengatakan bahwa untuk mencapai gencatan senjata, Putin akan mencoba memperpanjang jangka waktu untuk menyetujui penghentian pertempuran di Ukraina.

(bbn)

No more pages