Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz Podcast - Ramadan Spark

Keseimbangan Ibadah dan Bisnis: Kunci Sukses Berkelanjutan


Muslim Entrepreneurs (Envato)
Muslim Entrepreneurs (Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, banyak pengusaha menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan antara mengejar keuntungan dan menjalankan ibadah dengan baik. Dalam episode terbaru Ramadan Spark bersama Bloomberg Technoz dan Kode Marketing, Katrin Andriasari Swasono berbagi pandangannya mengenai bagaimana keseimbangan ini dapat dicapai melalui bisnis berbasis syariah.

Menurut Katrin, salah satu tantangan terbesar dalam bisnis adalah menjaga niat agar tetap lurus dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. “Ketika kita membangun satu bisnis, kita harus berilmu dulu. Dasar-dasarnya harus benar,” ujarnya. Ia menyoroti pentingnya memahami prinsip ekonomi Islam dan menjalankan bisnis dengan cara yang halal. “Aku kalau jual paket umrah, aku tuh udah DP dulu hotelnya. Jika aku belum DP, aku bikin paket, itu jatuhnya goror dan itu dilarang oleh Rasulullah,” jelasnya.

Dalam diskusi ini, ia juga membahas fenomena di mana banyak orang yang mudah tergoda oleh skema bisnis yang tidak transparan, terutama dalam sektor travel umrah dan haji. “Masyarakat kita masih kurang teredukasi bahwa Kementerian Agama sudah mengatur umrah dan haji ini sedemikian rupa. Tapi banyak yang tetap tertipu dengan skema yang tidak jelas,” ungkapnya. Menurutnya, salah satu penyebab utama penipuan dalam bisnis travel adalah kurangnya pemahaman akan aturan Islam dalam transaksi keuangan. “Kenapa sih Rasulullah menurunkan hukum-hukum itu? Tujuannya adalah supaya konsumen enggak dirugikan,” tambahnya.

Ilustrasi ⁠Strategi Bisnis Rasulullah & Keuangan Syariah Kekinian (Envato/Diolah)

Selain membahas tentang transparansi dalam bisnis, ia juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam menjalankan usaha. Ia menjelaskan bahwa di perusahaannya, karyawan diberi kesempatan untuk mengutamakan ibadah, terutama di bulan Ramadan. 

“Ketika Ramadan seperti ini, kita mengedepankan pulang duluan dan sangat-sangat meminimalisir buka bersama. Apalagi di 10 malam terakhir, kita sudah membolehkan yang laki-laki kalau mau itikaf di masjid,” jelasnya.