Bloomberg Technoz, Jakarta - Dalam dunia bisnis modern, banyak orang yang ingin sukses secara finansial, tetapi tidak sedikit yang menghadapi dilema antara mencari keuntungan dan menjalankan bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. 

Dalam episode terbaru Ramadan Spark, Bloomberg Technoz dan Kode Marketing menghadirkan Katrin Andriasari Swasono, seorang womanprenuer dan Direktur Utama Garislurus Travel Hajj & Umroh, untuk berbagi kisah inspiratifnya dalam merintis bisnis berbasis syariah.

Sejak awal mendirikan usahanya, Katrin sudah memiliki visi yang jelas: bisnisnya harus dikelola dengan prinsip-prinsip syariah. “Aku pada saat mendirikan perusahaan ini dimulai dengan orang masih di ruang tamu. Tapi pada saat itu aku sudah bervisi bahwa bisnis kita harus dikelola secara syariah,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa syariah bukan hanya soal menghindari riba, tetapi juga mencakup aspek manajemen, keuangan, hingga budaya kerja di perusahaan.

Salah satu prinsip utama yang ia pegang teguh adalah memastikan semua transaksi dalam bisnisnya sesuai dengan aturan Islam. “Berbisnis itu harus berilmu dulu. Kalau enggak, enggak boleh langsung mikirin cuannya aja. Itu sangat salah,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya menjalankan bisnis secara bertahap dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan keuangan. “Kami menjalankan bisnis ini sangat step by step. Ada uang, ada cuan, ada profit, kita buka lagi jalur. Alhamdulillah sampai sekarang kami pantang pinjam uang,” tambahnya.

Dalam membangun bisnis syariah, ia juga menerapkan nilai-nilai Islam dalam operasional perusahaannya, termasuk dalam pengelolaan karyawan. “Dari manajemen kantor kami sudah memisah perempuan dan laki-laki duduknya. Ketika rekrutmen, kami sudah harus mengedepankan akhlak yang baik,” jelasnya. Bahkan, dalam budaya kerja di kantornya, waktu salat dijadikan prioritas. “Ketika waktu azan tiba, kita stop,” ujarnya.