Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tidak menampik performa ekspor bulanan pada April memang kurang menggembirakan. Menurutnya, kelesuan ekspor bulan tersebut lebih dipicu oleh periode libur Idulfitri 1444 H yang cukup panjang. Pada April, ekspor kumulatif mencapai US$19,29 miliar, anjlok 17,62% mtm.
“Penurunan nilai ekspor pada April 2023 di antaranya disebabkan pola musiman yakni adanya momentum libur Lebaran serta penurunan harga beberapa komoditas seperti gas alam, bijih besi, tembaga, seng, dan palm kernel oil,” papar Zulkifli melalui pernyataan resmi yang dilansir Rabu (17/5/2023).
Bagaimanapun, Zulkifli tetap menggarisbawahi bahwa libur panjang Lebaran tidak sepenuhnya mengganggu kinerja perdagangan internasional. Terbukti, RI masih bisa mencetak surplus US$3,94 miliar pada bulan lalu, mempertahankan reli bulanan sejak Mei 2020.
“Meskipun menghadapi libur panjang Lebaran, neraca perdagangan Indonesia April 2023 tetap membukukan surplus. Surplus perdagangan ini menguat jika dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya,” tuturnya.
Dia mengelaborasi aktivitas perdagangan dengan India menjadi penyumbang surplus terbesar pada April dengan nilai mencapai US$0,98 miliar.
Negara mitra dagang lainnya yang menyumbang surplus perdagangan terbesar selama April 2023 a.l. Amerika Serikat (US$0,69 miliar) dan Filipina (US$0,66 miliar). Sebaliknya, negara yang menghasilkan defisit a.l. Singapura (US$0,45 miliar), Australia (US$0,43 miliar), dan Thailand (US$0,19 miliar).
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari—April 2023 mengalami surplus US$16,05 miliar. Surplus periode ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$22,06 miliar dan defisit migas sebesar US$6,01 miliar.
Impor Merosot
Di sisi lain, Zulkifli menyoroti juga kinerja impor April yang hanya US$15,35 miliar alias merossot 25,45% mtm. Terlebih, penurunan terjadi di seluruh lini golongan barang. Impor barang modal -36,66%, bahan baku/penolong -23,26%, dan barang konsumsi -20,63%.
Zulkifli menyebut, meskipun pada April 2023 Purchasing Managers’ Index (PMI) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat dibandingkan Maret 2023, kinerja impor tetap mengalami penurunan.
“Hal ini dimungkinkan oleh dampak dari adanya libur panjang dalam rangka Idulfitri yang menekan kegiatan ekspor impor, meskipun kegiatan ekonomi di dalam negeri mengalami peningkatan,” ujarnya.
Beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar secara bulanan pada April 2023 a.l. bahan kimia anorganik (-40,32%), tembaga dan barang daripadanya (-37,70%), kain rajutan (-37,37%), kendaraan dan bagiannya (-37,03%), serta gula dan kembang gula (-36,99%).
Sementara itu, impor daging hewan menunjukkan kenaikan bulanan terbesar pada April 2023 yaitu 57,97%, diikuti oleh ampas dan sisa industri makanan 22,48%.
Zulkifli menambahkan, secara kumulatif, total impor periode Januari—April 2023 mencapai US$70,30 miliar atau terkontraksi 8,19% mtm. “Penurunan impor tersebut disebabkan turunnya impor migas sebesar 9,29% dan impor nonmigas sebesar 7,98%.”
(rez/wdh)