Bloomberg Technoz, Jakarta - Penjualan mobil terhubung secara global mengalami kenaikan sebesar 8% secara tahunan (yoy) pada 2024, menurut laporan Global Connected Car Tracker terbaru dari Counterpoint. Sebanyak 75% dari seluruh mobil penumpang yang terjual pada 2024 disebut telah dilengkapi konektivitas seluler tertanam, meningkat dari 71% pada 2023. Angka ini menunjukkan percepatan adopsi teknologi konektivitas dalam mobil di seluruh dunia.
Sejalan dengan laporan tersebut, Build Your Dreams (BYD)—perusahaan otomotif asal China, mencatat pertumbuhan penjualan mobil terhubung tercepat, dengan peningkatan 34% yoy, meski Toyota Group tetap menjadi pemimpin dalam penjualan mobil terhubung secara global pada 2024, diikuti oleh Volkswagen Group dan Hyundai Kia Automotive Group.
"BYD, pemain di segmen kendaraan listrik (EV) murni, telah menerapkan fitur konektivitas di semua model mobilnya dan menyediakan fitur keselamatan dan teknologi canggih dengan harga yang kompetitif, yang membantu pertumbuhannya yang pesat di pasar mobil yang terhubung," kata Senior Analyst Counterpoint Parv Sharma menerangkan strategi BYD dalam menguasai pasar mobil terhubung, dikutip Kamis (13/3/2025).
Sharma menambahkan, para produsen mobil global semakin mengadopsi konektivitas tertanam guna meningkatkan pengalaman pengguna, keselamatan, serta performa kendaraan. Seiring dengan semakin standarnya fitur konektivitas dalam mobil, permintaan konsumen terus mendorong evolusi industri otomotif.

Senada dengan Sharma, Associate Director Counterpoint Greg Basich mengomentari tren ini dengan mengatakan bahwa meningkatnya penetrasi fitur konektivitas di mobil pasar massal memang menjadi salah satu pendorong utama ekspansi tersebut.
"Produsen mobil mengintegrasikan telematika canggih, navigasi waktu nyata , dan fitur hiburan dalam mobil yang terhubung untuk meningkatkan pengalaman berkendara dan meningkatkan keselamatan. Konektivitas seluler tertanam semakin menjadi standar daripada sekadar tambahan," kata Basich.
Saat ini, Telematics Control Units (TCUs) berbasis 4G masih mendominasi, dengan sekitar 94% mobil terhubung yang terjual di 2024 menggunakan teknologi ini. Namun, adopsi 5G terus meningkat secara bertahap, membuka peluang bagi konektivitas kendaraan yang lebih canggih.
Teknologi 5G kini mulai diterapkan pada mobil kelas mewah dan premium, dan dalam dua tahun ke depan diperkirakan akan mulai merambah ke segmen menengah. Diprediksi bahwa lebih dari 50% mobil yang terjual pada 2028 akan memiliki konektivitas 5G tertanam.
Peningkatan adopsi 5G ini akan memungkinkan pengembangan lebih lanjut dalam komunikasi kendaraan-ke-semuanya (Vehicle-to-Everything atau V2X), mempercepat transmisi data, serta meningkatkan kemampuan mengemudi otonom.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya permintaan pasar, konektivitas dalam mobil bukan lagi sekadar fitur tambahan, melainkan kebutuhan utama dalam industri otomotif modern.

Di sisi lain, China dalam laporan Counterpoint tercatat tetap menjadi pasar terbesar untuk mobil terhubung di 2024, didorong oleh perkembangan pesat sektor kendaraan listrik serta meningkatnya permintaan konsumen terhadap solusi mobilitas cerdas. Amerika Serikat dan Jerman menempati posisi kedua dan ketiga sebagai pasar terbesar.
India juga mencatat pertumbuhan tercepat, dengan kenaikan penjualan sebesar 25% yoy. Counterpoint mengaitkan lonjakan ini dengan strategi produsen mobil domestik yang secara aktif mengintegrasikan fitur konektivitas ke seluruh lini kendaraan mereka.

Menurut Research Analyst Abhilash Gupta, industri otomotif India saat ini tengah bertransformasi menuju solusi mobilitas cerdas, sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen akan integrasi digital yang mulus dalam kendaraan.
"Industri otomotif India tengah merangkul solusi mobilitas cerdas, sejalan dengan permintaan konsumen akan integrasi digital yang lancar dalam kendaraan. OEM terkemuka lebih berfokus pada jajaran kendaraan listrik mereka, yang semuanya dilengkapi dengan konektivitas canggih dan fitur keselamatan. India diperkirakan akan menjadi pasar mobil terhubung yang tumbuh paling cepat, dengan CAGR sebesar 18% antara tahun 2025 dan 2030," jelas Gupta.
(wep)