Logo Bloomberg Technoz

Dia mengatakan, agar panen raya berjalan lancar, Kementan juga mendorong upaya peningkatan produktivitas panen beras oleh petani di seluruh daerah Indonesia.

"Karena pertanian ini kan [estimasi capaian target produksinya] selalu 3 bulan ditarik ke belakang. Jadi bulan Maret ini nanamnya harus bagus, April bagus," ujar dia.

"Supaya petani nanamnya bagus, begitu panen itu segera dipanen, segera dijual, dan tanahnya segera diolah. Jadi jeda antara panen dan olah tanahnya itu tidak boleh lama. Itu yang lagi kita push di daerah-daerah."

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebelumnya juga telah memastikan Indonesia tidak akan mengimpor beras sepanjang tahun ini.

Zulhas mengatakan kebijakan tersebut juga dilakukan sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam program swasembada pangan pada 2027.

Selain beras, ada juga sejumlah komoditas lain yang meliputi jagung khusus untuk pakan ternak, gula, dan juga garam untuk konsumsi. "Jadi 2025 tidak impor beras untuk konsumsi, jagung untuk konsumsi pakan, garam, dan gula untuk konsumsi," ujar Zulhas.

DI sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan terdapat potensi produksi beras sebesar 13,95 juta ton pada Januari-April 2025. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir atau sejak Januari-April 2019.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan potensi kenaikan produksi beras pada Januari-April 2025 adalah 25,99% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan 11,07 juta ton pada Januari-April 2024.

"Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kenaikan produksi beras Januari-April 2025 diperkirakan merupakan yang terbesar sejak 2019," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

Sejalan dengan itu, BPS juga mencatat potensi peningkatan luas panen padi sebesar 27,69% (yoy) menjadi 4,56 juta hektare (ha) pada Januari-April 2025 dari 3,57 juta ha pada periode yang sama tahun lalu, juga diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

- Dengan asistensi Azura Yumna Ramadani Purnama

(ibn/spt)

No more pages