“Dalam perundingan kali ini, kedua belah pihak juga telah menyelesaikan aspek administratif pengesahan naskah final seluruh dokumen perjanjian II-PTA dengan pembubuhan paraf oleh Ketua Perunding dari kedua negara,” jelas Johni melalui keterangan resmi, Rabu (17/5/2023).
II-PTA, lanjutnya, merupakan salah satu perundingan dagang prioritas bagi Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan akses pasar ke kawasan Timur Tengah dan mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
Johni menambahkan, dengan disepakatinya perjanjian II-PTA, kedua negara telah meletakkan pondasi infrastruktur yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan kerja sama perdagangan secara lebih bermakna.
“Dengan komunikasi yang intensif serta kolaborasi yang baik, isu-isu yang tertunda telah berhasil diselesaikan. Kedua pihak saling menunjukkan fleksibilitas dan komitmen yang kuat untuk segera menyelesaikan pembahasan beberapa pasal dalam II-PTA yang belum dapat disepakati pada pertemuan sebelumnya,” imbuh Johni.
Dalam negosiasi putaran ke-7 tersebut, Indonesia dan Iran juga menuntaskan keseluruhan pembahasan teks terkait perdagangan barang, ketentuan asal barang, serta komitmen akses pasar kedua negara.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai perdagangan (ekspor-impor) RI-Iran sepanjang kuartal I-2023 mencapai US$54,1 juta. Sepanjang tahun lalu, akumulasi perniagaan bilateral keduanya menembus US$257,2 juta, naik 23,17% dari realisasi 2021.
Nilai ekspor Indonesia ke Iran pada tahun lalu tercatat US$242,6 juta, sedangkan impornya US$14,6 juta. Dengan demikian, RI mencetak surplus perdagangan dengan Negeri Persia senilai US$227,9 juta.
Dari sisi komoditas, produk ekspor utama RI ke Iran a.l. kacang, sepeda motor, asam lemak monokarboksilat industri, serat kayu, serta bagian dan aksesori kendaraan.
Sementara itu, komoditas yang paling banyak diimpor RI dari Iran a.l. kurma, karbonat, alkaloid nabati, instrumen, aparatus, dan model yang dirancang untuk keperluan peragaan, serta anggur.
Sekadar catatan, negosiasi II-PTA sempat tertunda selama 2 tahun akibat pandemi. Dalam negosiasi putaran final medio bulan ini, delegasi Indonesia terdiri atas perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, dan Tim Ekonomi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran.
Sementara itu, delegasi Iran dipimpin Director of the Department of Economic and Commercial Law, Institute for Trade Studies and Research pada Ministry of Industry, Mining, and Trade Ali Zahedtalaban.
(wdh)