Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merilis hasil Survei Penjualan Eceran terbaru. Pada Januari, penjualan eceran melambat seiring normalisasi usai perayaan Hari Natal-Tahun Baru.
Sementara pada Februari, penjualan eceran atau ritel diperkirakan membaik secara bulanan. Meski terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) secara tahunan.
Pada Rabu (12/3/2025), penjualan eceran yang dicerminkan dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari tercatat sebesar 211,5. Turun 4,7% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
"Perkembangan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang menyebabkan kontraksi penjualan mayoritas kelompok, kecuali Suku Cadang dan Aksesori," sebut laporan BI.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), penjualan ritel tumbuh 0,5% yoy. Melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2024 sebesar 1,8% yoy. Pertumbuhan IPR tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang budaya dan Rekreasi.
Untuk Februari, IPR diperkirakan berada di 213,2. Tumbuh sebesar 0,8% mtm.
"Kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang diprakirakan mengalami kenaikan penjualan menjelang Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri," sambung laporan BI.
Secara tahunan, kinerja penjualan ritel pada Februari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 0,5% yoy. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, di tengah peningkatan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Di sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada April 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Juli 2025, diperkirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2025 yang tercatat sebesar 159,6, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 179, didorong oleh normalisasi harga pasca-Ramadan dan HBKN Idulfitri.
Sementara itu, IEH Juli 2025 tercatat sebesar 155,4, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 152,3 yang antara lain dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan permintaan pada periode puncak liburan sekolah.
(aji)