Masih mengacu pada perolehan kontrak Rp4,7 triliun, sebesar 43,57% dari nilai ini merupakan kontrak bersama joint venture (JV). Menurut manajemen, skema ini memberikan lebih banyak manfaat bagi perusahaan.
"Terlebih, untuk meminimalisir risiko keuangan dalam penerapan metode teknologi, memberdayakan kapabilitas sumber daya manusia melalui transfer knowledge dan meningkatkan bid win rate tender," jelas Ermy.
Tingkat rata-rata pemenangan tender WSKT selama kuartal satu tahun ini sendiri sebesar 33,33%. Dengan level ini, manajemen optimistis mampu mencapai target kontrak baru Rp20 triliun hingga akhir tahun.
WSKT saat ini juga tengah melakukan review Implementasi Master Restructuring Agreement (MRA), di mana review ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi Waskita untuk dapat melakukan proses bisnisnya dengan lebih baik lagi. Kepastian modal kerja, pengelolaan arus kas yang lebih lancar dengan tetap mengedepankan kredibilitas dan akuntabilitas, serta penyelesaian atas segala kewajiban yang ada.
Namun, tingginya utang perusahaan membuat WSKT membayar beban bunga hingga Rp703,97 miliar. Meski lebih kecil dibanding periode yang sama tahun lalu, beban ini tetap memberikan tekanan terhadap laba bersih, hingga membuat WSKT mencatat kerugian Rp374,93 miliar.
(dhf/roy)
