Cynthia Li - Bloomberg News

Bloomberg, Para ekonom menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura dan Hong Kong untuk paruh kedua tahun ini akibat meningkatnya ketidakpastian dari kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif ekspor China. Hal ini berdasarkan survei median yang dilakukan oleh Bloomberg.

Pertumbuhan ekonomi Singapura diperkirakan melambat menjadi 1,3% pada kuartal ketiga dan 1,6% pada kuartal keempat, menurut hasil survei tersebut. Sebagai perbandingan, pertumbuhan pada dua kuartal pertama diperkirakan mencapai 4,1% dan 3,9%, naik dari perkiraan sebelumnya yang masing-masing sebesar 3,5% dalam survei Desember. Meski begitu, proyeksi pertumbuhan tahunan tetap di angka 2,6%, meskipun para analis memperingatkan adanya risiko perlambatan.

"Prospek sepanjang tahun menghadapi risiko penurunan yang cukup besar, terutama dari meningkatnya ketegangan geopolitik akibat kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang semakin tinggi di bawah Trump 2.0," ujar Han Teng Chua, ekonom senior di DBS Bank.

Singapura dan Hong Kong termasuk di antara wilayah yang paling terdampak oleh kondisi ekonomi China, terutama melalui hubungan perdagangan dan komoditas.