1. Valuasi yang Menarik di Tengah Koreksi Pasar
JP Morgan mencatat bahwa bank-bank BUMN di Indonesia telah mengalami penurunan harga saham signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Sehingga dalam jangka pendek akan terjadi teknikal rally. Valuasi BBNI yang terlihat dari Price-to-Book Value saat ini sebesar 0,9x atau lebih murah dibandingkan bank besar lainnya.
2. Fundamental yang Mulai Stabil
Meskipun terdapat tantangan likuiditas dalam sistem perbankan Indonesia, JP Morgan menilai bahwa ekspektasi laba (EPS) BBNI saat ini sudah berada pada level yang lebih defensif. Oleh karena itu, revisi negatif terhadap laba diperkirakan tidak akan lagi memberikan tekanan besar pada harga saham BBNI dalam jangka pendek .
Perbaikan dalam kualitas aset yang secara konsisten dilakukan BNI sebagai bagian dari transformasi bank, menjadikan kualitas aset BNI terus membaik yang terlihat dari rasio non performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR), serta efisiensi jangka panjang cost of credit. JP Morgan memproyeksikan ROE BBNI ke depannya akan mampu tumbuh secara sehat.
3. Potensi Pemulihan dalam Jangka Menengah
Dalam laporan risetnya, JP Morgan mengakui bahwa tantangan likuiditas masih menjadi perhatian utama. Namun, mereka menilai bahwa kebijakan makroekonomi Indonesia yang mendukung pertumbuhan GDP tinggi, baik secara riil maupun nominal, pada akhirnya akan menciptakan kondisi pemulihan struktural bagi sektor perbankan.
Meski masih ada beberapa risiko seperti tekanan biaya dana (Cost of Fund) yang tinggi dan potensi volatilitas jangka pendek, JP Morgan menilai bahwa risiko-risiko ini telah terefleksi dari harga saham saat ini. Oleh karena itu, mereka melihat BBNI sebagai pilihan investasi menarik bagi investor yang mencari saham undervalued dengan potensi pemulihan harga yang signifikan.
Salah satu strategi BBNI yang menarik perhatian JP Morgan adalah upaya perbaikan struktur pendanaan (liability franchise) melalui platform digital wondr. Meskipun implementasi strategi ini memerlukan waktu dan biaya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan Net Interest Margin (NIM) dan RoE BBNI.
Dengan valuasi yang menarik, fundamental yang mulai stabil, serta strategi bisnis yang berorientasi pada perbaikan profitabilitas jangka panjang, JP Morgan melihat BBNI sebagai saham yang layak untuk diperhitungkan. Peningkatan rating menjadi “Overweight” mencerminkan keyakinan bahwa saham ini memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Para investor kini menunggu bagaimana strategi BBNI dalam meningkatkan kinerjanya agar mampu memenuhi ekspektasi pasar dan mempertahankan momentum positifnya.
Kinerja Januari
Secara terpisah, Jumat pekan lalu, BNI baru saja merilis laporan keuangan Januari 2025, dimana laba tercatat naik paling tinggi dibandingkan peers nya yakni 9,7% YoY menjadi Rp1,6 triliun. Kenaikan tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit 10,3% YoY dan Net Interest Income yang juga naik dari Rp3.12 triliun menjadi Rp3,17 triliun.
Kredit segmen korporasi dan konsumer yang berisiko rendah masih menjadi driver utama pertumbuhan kredit BNI. Sementara credit cost mampu dijaga di kisaran 1%.
Berdasarkan fakta di atas serta analisis lembaga internasional JP Morgan, akankah rally saham big banks akan berlanjut pekan kedua ini?
(tim)































