Logo Bloomberg Technoz

Bitcoin Sideways di Level Rp1,4 Miliar, Intip Ramalan Pekan Depan

Redaksi
09 March 2025 14:07

Ilustrasi dukungan Presiden Trump ke koin kripto, termasuk Bitcoin. (Leung Man Hei/Bloomberg)
Ilustrasi dukungan Presiden Trump ke koin kripto, termasuk Bitcoin. (Leung Man Hei/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Belum adanya kejelasan tarif perdagangan Amerika Serikat membuat pasar aset digital bergerak volatil, mengekor pada yang terjadi di bursa ekuitas. Pergerakannya yang sempat di kisaran US$94.770 kemudian drop ke kisaran US$82.000-an meski kini kembali ke area US$85.953,59 (sekitar Rp1,4 miliar) hingga hari Minggu (9/3/2025) pukul 13.53 waktu Indonesia.

Bitcoin bergerak relatif sideways dibandingkan pekan sebelumnya namun sepanjang 2025 (year to date/ytd) telah terkadi koreksi hingga 7,93%. Dalam catatan hari Sabtu, Bitcoin mencatatkan pelemahan 0,7%.

Perang tarif Trump disinyalir membawa misi utama menyerang China, sebab Amerika kini menyatakan menangguhkan tarifnya pada Meksiko dan Kanada, dua mitra dagang terbesarnya. Keduanya masih menikmati bebas pungutan 25% sebagaimana perjanjian USMCA.

Keputusan Trump lantas dibalas pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri China yang tuding AS bersikap munafik. Dalam konferensi pers penting pada Jumat (07/03/2025), Menteri Luar Negeri Wang Yi membela kebijakan negaranya dalam membendung aliran fentanyl ke Amerika.

Ia juga menuduh Trump, pemimpin Partai Republik, menjadikan isu tersebut sebagai alasan untuk menekan pemerintah China. “AS tidak seharusnya membalas kebaikan dengan keburukan, apalagi memberlakukan tarif sepihak terhadap produk China,” ujar Wang.