Dia juga menegaskan rencana pembangunan kilang baru yang berdekatan dengan Singapura itu tidak akan menganulir proyek Grass Root Refinery (GRR) alias Kilang Tuban, yang saat ini masih menunggu keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) dari Rosneft Singapore Pte Ltd.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Senin sudah menyebut bahwa pemerintah akan membangun kilang minyak berkapasitas 500.000 bph dan storage minyak yang ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan nasional selama 30 hari sesuai dengan amanat perpres.
Kedua proyek tersebut masuk dalam 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp659,2 triliun yang akan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
“Pemerintah juga akan membangun refinery berkapasitas 500.000 bph yang akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar nantinya. Ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik,” kata Bahlil seusai rapat dengan Presiden Prabowo di Istana Negara, Senin (3/3/2025).
“Crude storage ini untuk menuju ketahanan energi nasional kita berdasarkan perpres itu harus menambah 30 hari dan itu akan kita bangun di salah satu alternatifnya di Pulau Nipa,” lanjutnya.
Sehari setelahnya, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tri Winarno mengonfirmasi fasilitas penyimpanan dan kilang minyak akan menjadi salah satu proyek hilirisasi dan dibiayai oleh Danantara.
“Sekitar sih [Pulau Nipa] kan kilang antara kilang sama storage kan mestinya enggak jauh-jauh ya. Akan tetapi, ya perlu tempat yang cukup lah, yang pas,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (4/3/2025).
Tri menyebut kilang minyak tersebut akan dibangun dengan kapasitas 500.000 bph, sementara storage minyak dirancang untuk kapasitas 1 juta barel. Sementara itu, minyak yang disimpan besar kemungkinan berasal dari impor.
“Kan impor bisa. Kilang itu kan dari crude dijadikan entah minyak, entah apapun lah,” ujarnya.
Adapun, realisasi produksi siap jual atau lifting minyak bumi sepanjang 2024 mencapai 579.700 bph. Angka ini lebih rendah daripada target APBN 2024, yakni 635.000 bph.
(wdh)