"Dengan merefleksikan ancaman yang realistis, pelajaran yang dipetik dari konflik bersenjata baru-baru ini, dan tantangan yang terus berkembang, termasuk strategi, taktik, dan kemampuan militer Republik Demokratik Rakyat Korea, serta kemitraannya yang semakin erat dengan Rusia, aliansi Korea Selatan dan AS akan semakin memperkuat kesiapan, kapabilitas, dan postur pertahanan gabungannya," imbuh Kemhan.
Korea Utara telah memasok peluru artileri dan mengirim pasukan ke Rusia untuk ikut serta dalam perang di Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu kecaman dari Korea Selatan dan AS. Korea Selatan tidak menyebutkan bagaimana tepatnya hubungan Pyongyang-Moskow akan dimasukkan ke dalam latihan bersama AS.
Korea Selatan bergantung pada jaminan keamanan dari AS untuk mencegah agresi Korea Utara, dengan menyediakan tempat yang menampung sekitar 28.500 tentara AS.
Awal bulan ini, sebuah kapal induk AS bertenaga nuklir berlabuh di pelabuhan Korea Selatan, yang membuat saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam pengerahan aset-aset strategis di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya pada Selasa (4/3/2025), Kim Yo Jong tidak mengatakan apakah yang ia maksudkan adalah Pyongyang akan melakukan lebih banyak uji coba nuklir atau rudal sebagai respons atas yang ia sebut sebagai permusuhan AS.
AS dan Korea Selatan mengatakan bahwa latihan mereka dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan tempur, bukan ditujukan untuk menggulingkan rezim di Pyongyang.
Uji coba nuklir terakhir Korea Utara terjadi pada tahun 2017, tetapi negara itu secara rutin meluncurkan rudal.

Pada masa jabatan pertamanya, Trump mengumumkan penangguhan atau pengurangan beberapa latihan militer besar AS-Korea Selatan. Keputusan tersebut dibuat setelah Trump bertemu dengan Kim Jong Un di KTT Singapura 2018.
Keduanya bertemu lagi di Vietnam pada tahun 2019 tanpa mencapai kesepakatan untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara.
(bbn)