Berkat kedisiplinan pula, membuat Lazada lebih siap menghadapi fenomena tech in winter. Sampai detik ini, Lazada mengaku belum pernah melakukan PHK meski industri teknologi global masih bergejolak.
“Selama ini kami tidak melakukan pengurangan, malah kami tetap menambah, sampai kantor aja menambah satu lantai lagi, karena sudah tidak muat,” sambungnya.
“Kami tidak mengalami pengurangan atau kemunduran bahkan terus berkembang,” tutupnya.
Sebelumnya Analis Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menilai fenomena 'tech winter' masih terus terjadi di seluruh negara di dunia. Dalam jangka pendek dan menengah, Arjun menilai, kondisi pasar saat ini tidak berpihak ke emiten perusahan teknologi, khususnya startup.
Utamanya ditopang oleh tren suku bunga tinggi, serta inflasi yang berada di batas atas. Dengan demikian membuat yield pembiayaan masih berada di level tinggi pula.
Pada kesempatan terpisah, Wakil ketua IV Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Rama Mamuaya juga menegaskan laju suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang terus dinaikkan oleh bank sentral The Fed membuat suram pasar teknologi.
Saat ini pendanaan dari perusahaan ventura sengaja direm, dengan hipotesa investasi di startup masuk kategori 'hight risk'. "Sekarang kan masih tingg [Fed rate], jadi capital mendingan ditabung atau invest di bond aja, gak perlu invest di startup yang notabene masuk ke kategori high risk investment," papar dia.
(wep)