Sejak saat itu biaya pengiriman Rusia makin mahal, yang secara efektif membatasi pendapatan yang dapat diperolehnya.
Ada beberapa indikasi bahwa pengiriman menjadi lebih rumit sejak pemindahan tersebut. Beberapa pekan terakhir juga terjadi serangkaian ledakan misterius di atas kapal tanker minyak yang terakhir singgah di pelabuhan Rusia.
Namun, masih ada ketidakpastian yang signifikan tentang jalan ke depan untuk sanksi terhadap minyak Rusia. Perselisihan publik Presiden Donald Trump dengan mitranya dari Ukraina pekan lalu mendorong investor di seluruh dunia untuk menilai kembali prospek perundingan damai.
Melemahnya pasar minyak global dan sanksi juga menggerogoti harga minyak Urals.
Nilai minyak acuan Rusia itu turun menjadi US$57,97 per barel di pelabuhan Baltik Primorsk pekan lalu dan menjadi US$58,32 di Novorossiysk.
Keduanya merupakan harga terlemah sejak September 2024 dan berada di bawah batas harga US$60 per barel yang ditetapkan oleh negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) dan sekutunya pada Desember 2022.
Pejabat di dua pemilik kapal yang terkadang mengirim tanker ke Rusia mengatakan bahwa mereka tidak percaya serangkaian ledakan misterius di kapal-kapal yang telah mengunjungi negara itu merupakan penyebab tingginya biaya pengiriman.
(bbn)






























