Logo Bloomberg Technoz

OJK Ungkap Penyebab Saham Perbankan RI Tertekan

Recha Tiara Dermawan
04 March 2025 18:20

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi tekanan yang terus dialami saham perbankan, yang turut berkontribusi pada pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa penurunan saham perbankan dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal meliputi penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta dampak kebijakan tarif yang meningkatkan ketidakpastian pasar. Sementara itu, dari sisi internal, adanya aksi jual oleh investor sesuai dengan tingkat toleransi risiko mereka juga berkontribusi terhadap tekanan ini.

“Pemotongan suku bunga The Fed yang diprediksi terbatas membuat kita berada dalam periode suku bunga tinggi lebih lama. Hal ini menyebabkan dolar AS terus menguat dan memengaruhi aset berdenominasi rupiah, termasuk saham perbankan,” ujar Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Selasa (4/3/2025).

Selain tekanan di pasar saham, OJK juga mencatat adanya kenaikan profil risiko kredit di awal tahun ini. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross pada Januari 2025 naik 10 basis poin (bps) menjadi 2,18% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara NPL net naik 5 bps menjadi 0,79%. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) juga meningkat 44 bps menjadi 9,72%.