Logo Bloomberg Technoz

Alarm Menyala Kala Deflasi Datang Jelang Bulan Puasa

Ruisa Khoiriyah
05 March 2025 09:45

Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena langka deflasi tahunan yang terjadi pada Februari lalu, memicu perdebatan apakah kondisi konsumsi rumah tangga di Indonesia sejatinya mengirim sinyal kelesuan ketika aktivitas belanja masyarakat biasanya meningkat jelang Ramadan hingga mengerek kenaikan harga barang.

Mencermati data Indeks Harga Konsumen yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, terindikasi bahwa apabila faktor diskon tarif listrik dikeluarkan dari hitungan inflasi headline, pada Februari lalu Indonesia sejatinya masih mencatat inflasi sebesar 1,83% year-on-year.

Tahun ini, ibadah puasa Ramadan dimulai pada awal 1 Maret. Sehingga Februari bisa disebut sebagai bulan pra-Ramadan. Apabila membandingkan dengan inflasi bulan pra-Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi IHK pada Ramadan tahun ini adalah yang terendah sejak 2021. 

Pada 2021 ketika bulan Ramadan dimulai pada pertengahan April, inflasi pada bulan sebelumnya hanya tercatat 1,37% yoy. Rendahnya inflasi kala itu kemungkinan terdampak perekonomian yang masih mati suri akibat Pandemi Covid-19.

Sedangkan secara bulanan, bila mengeluarkan faktor diskon listrik, pada Februari lalu IHK tercatat inflasi sebesar 0,04% month-on-month. Itu bahkan menjadi inflasi pra-Ramadan terendah setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir seperti dilacak ke belakang oleh riset Bloomberg Technoz.