Airlangga menegaskan komitmen antara Indonesia dan Eramet dapat membangun kemitraan yang kuat dalam mempercepat transformasi industri hijau Indonesia dan mendukung rantai pasok global.
“Kemitraan Indonesia dan Eramet memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi, memperkuat industri nikel dan baterai kendaraan listrik, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak,” ucap Airlangga.
Informasi Cadangan
CEO Eramet Christel Bories menyampaikan saat ini Eramet masih memerlukan informasi mengenai ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk pelaksanaan produksi di Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, Airlangga dan Christel Bories menyepakati perlunya penyusunan peta jalan dan estimasi kapasitas produksi. Hal tersebut akan dijadikan pertimbangan pemerintah Indonesia dalam pemberian dukungan kepada Eramet sebagai upaya pengembangan ekosistem nikel di Indonesia.
Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour sebelumnya pernah mengatakan Eramet telah memutuskan untuk mencoba mematuhi standar Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), yang dikenal sebagai standar yang paling tinggi dalam aktivitas pertambangan di dunia.
Pada Juli tahun lalu, Eramet tengah dalam proses untuk mematuhi IRMA untuk pertambangan PT Weda Bay Nickel, yang merupakan perusahaan patungan antara Eramet, Tsingshan Group, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam.
“Jadi, dengan adanya kemauan dari pemerintah, ditambah komitmen dari beberapa pemain besar seperti Eramet, saya kira ini membuat saya optimistis terhadap kemampuan Indonesia untuk menjawab tantangan ini,” kata Faour dalam wawancara bersama Bloomberg Technoz.
(mfd/wdh)