"Jadi, fungsi dari makan bergisi gratis ini sangat penting. Pertama, bagi yang kekurangan kita cukupin. Bagi yang kelebihan, dia akhirnya kembali terbiasa kepada cara makan yang sehat tadi, kan? Sehingga bisa terkontrol," kata Taruna.
Lebih lanjut, Taruna mengatakan bahwa MBG merupakan bagian dari investasi jangka panjang kesehatan bagi generasi di Indonesia.
"Kalau 80% ini berlanjut sampai 2045, bisa dibayangin berapa besar beban. Karena nanti kalau mengalami masalah gizi, nanti masalah berikutnya penyakit-penyakit," ujarnya.
"Saya dokter ya. Ada penyakit degeneratif, penyakit metabolisme, penyakit non-infeksi lainnya. Dan itu jadi beban. Dia tidak produktif."
Beberapa hari ini ramai dibicarakan terkait kekhawatiran makanan basi pada program makan gratis saat periode Ramadan. Sebab, adanya perubahan skema penerimaan MBG, yaitu siswa akan membawa makan siang mereka ke rumah untuk dimakan saat buka puasa.
Dadan sebelumnya menegaskan, makanan yang dibagikan saat bulan puasa adalah makanan yang tahan lama.
“Menu-menunya nanti terdiri dari kurma, telur, buah, susu, dan makanan kering fortifikasi,” jawab Dadan saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz.
Selain itu, Dadan mengungkapkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan menu siap di makan. "Tidak dimasak, tapi makanan-makanan yang ready to eat atau siap dipakai,"ujar dia.
Dadan juga mengatakan bahwa makan bergizi juga akan tetap berlangsung di pesantren yang telah menerima program tersebut selama Ramadan.
(dec/spt)