Bloomberg Technoz, Jakarta - Saat Indonesia diprediksi telah memasuki curah hujan tinggi, hingga terjadi beberapa bencana banjir di sejumlah daerah, Jepang pada saat yang sama harus melawan kebakaran hutan efek musim terkering.
Cuaca kering membantu kebakaran tumbuh, terutama di wilayah yang tidak berfokus pada standar bangunan yang dirancang untuk menghambat penyebaran api, kata Manzello, seorang ahli kebakaran dan antarmuka antara hutan dan perkotaan.
“Ini akan terus terjadi dan lebih banyak orang yang akan mati. Mereka tidak siap untuk itu,” kata dia.
Sekitar 2.100 hektar dinyatakan sudah terbakar pada Senin sore, dan lebih dari 4.500 orang telah diperintahkan untuk mengungsi. Menjadi bencana terbesar secara skala sejak tahun 1985.
Cuaca kering dan angin kencang di wilayah tersebut telah membantu mengipasi kobaran api yang menyebar ke kota, menghancurkan lebih dari 80 bangunan sejauh ini.
Kebakaran hutan erat kaitannya dengan cuaca paling kering yang pernah tercatat. Bencana kebakaran juga tercatat sebagai yang terburuk dalam empat dekade terakhir.
Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana nasional mencatat, kebakaran mengakibatkan satu orang tewas pada 26 Februari lalu di dekat kota Ofunato, di pantai timur laut Jepang, , dilansir dari Bloomberg News.
Ofunato berjarak sekitar 500 kilometer di utara Tokyo, mendapatkan 2,5 milimeter hujan pada bulan Februari dan merupakan rekor terendah dalam 58 tahun terakhir, menurut ahli meteorologi setempat, dan jauh di bawah rata-rata 30 tahun untuk bulan tersebut, yaitu 41 milimeter.
【大船渡 山林火災 延焼続く】
— NHK盛岡放送局 (@nhk_morioka) March 4, 2025
けさ4日午前6時半ごろ、上空から撮影した大船渡市の
赤崎町蛸?ノ浦地区付近
赤崎町外口地区
赤崎町合足地区
三陸町綾里 白浜地区 の様子です。https://t.co/ezPAWOmb12 pic.twitter.com/m93nQDfuu9
Kebakaran hutan yang besar dan merusak telah menjadi hal yang biasa terjadi di tempat-tempat seperti AS bagian Barat seiring dengan perubahan iklim yang menghangatkan planet ini, dan masalahnya sekarang menyebar ke tempat-tempat yang secara historis tidak rentan terhadap bencana semacam itu.
“Secara global, kebakaran ini terjadi di mana-mana. Banyak wilayah yang sebelumnya tidak pernah mengalami kebakaran hutan kini terbakar,” kata Samuel Manzello, seorang profesor tamu di Institut Ilmu Fluida Universitas Tohoku.
“Jepang tidak pernah memiliki masalah kebakaran hutan, dan sekarang terbakar.”
Sebarang Cuaca Hujan Ekstrem Indonesia
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan bahwa prediksi sepanjang satu minggu ke depan tampak dari hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.
Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diprediksi tetap aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua, terang Guswanto.
Hal ini berdampak pada peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut. Analisis terbaru menyatakan bahwa ada potensi terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua.
Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku.
Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.
Titik wilayah rawan hujan ekstrem bisa cek di sini.
Guna hadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG kasih saran kepada masyarakat untuk:
- Waspada atas setiap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.
- Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.
(prc/wep)