Penetapan harga referensi CPO terbaru itu tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan No.968/2023 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit periode 16—31 Mei 2023.
Budi mengatakan saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mendekati ambang batas sebesar US$680/ton (Rp10,06 juta/ton).
“Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar U$74/ton (Rp1,09 juta/ton) dan PE CPO US$95/ton (Rp1,40 juta/ton) untuk periode 16—31 Mei 2023,” terangnya.
BK CPO periode paruh kedua Mei 2023 merujuk pada kolom angka 6 lampiran huruf C Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 39/2022 jo. No. 123/2022 sebesar US$74/MT.
Sementara itu, PE CPO periode tersebut merujuk pada lampiran huruf C PMK No. 103/2022 jo. No. 154/2022 sebesar US$95/MT. Nilai BK dan PE CPO tersebut menurun dibandingkan periode 1—15 Mei 2023.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia melambat signifikan pada April 2023, dipicu oleh koreksi harga komoditas termasuk CPO.
Deputi Kepala BPS Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Imam Machdi melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$19,29 miliar, turun 29,4% secara tahunan.
"Harga beberapa komoditas unggulan mengalami kenaikan secara bulanan tetapi masih turun secara tahunan. Sampai April 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lebih kuat terhadap Maret," kata Imam dalam konferensi pers, Senin (15/5/2023).
(wdh)
