Logo Bloomberg Technoz

Deflasi Tahunan Pertama dalam 25 Tahun, Sinyal Daya Beli Lesu?

Ruisa Khoiriyah
04 March 2025 11:35

Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pembeli berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (7/12/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Deflasi tahunan yang pertama kali terjadi di Indonesia dalam 25 tahun terakhir, menuai pertanyaan apakah hal tersebut menjadi sinyal kuat terjadi masalah daya beli atau permintaan dalam ekonomi domestik, hingga memicu penurunan Indeks Harga Konsumen yang jarang terjadi.

Pada Februari, Indonesia mencatat deflasi tahunan 0,09%, pertama kali sejak tahun 2000 silam. Secara bulanan, pada Februari juga terjadi deflasi sebesar 0,48%, yang menjadi deflasi dalam dua bulan beruntun. Sebelumnya, deflasi bulanan pernah memecah rekor terpanjang selama lima bulan beruntun, yakni sejak Mei-September 2024.

Deflasi Februari tahun ini juga terjadi ketika aktivitas konsumsi masyarakat biasanya meningkat menyambut musim perayaan Ramadan dan Idul Fitri, sehingga mengerek harga barang. 

Sebagai contoh, tahun lalu Lebaran jatuh pada pekan kedua April, pada Maret inflasi tercatat 0,52% month-on-month (mom) dan 3,05% year-on-year (yoy). Begitu juga pada 2023, ketika Lebaran jatuh pada akhir April, IHK bulan sebelumnya mencatat inflasi yaitu sebesar 0,23% mom dan 5,01% yoy

Lebaran pada tahun ini yang jatuh pada akhir Maret, kemungkin berlangsung di tengah kondisi keuangan masyarakat yang terpantau semakin mengurangi konsumsi juga alokasi untuk tabungan ketika pengeluaran untuk cicilan utang meningkat, seperti ditunjukkan dalam Survei Konsumen terakhir.