Bloomberg News memberitakan, catatan Morgan Stanley menyebut larangan impor secara keseluruhan mungkin sulit dilakukan karena China harus mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun ada cara lain untuk menghambat impor, seperti yang pernah dilakukan pada 2014, 2017, dan 2018.
China mempertahankan batas atas impor batu bara sekitar 300 juta ton sampai 2022. Namun tahun lalu impor batu bara China mencapai 543 juta ton.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah bisa bangkit atau justru kian terhimpit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara tersangkut di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 20,25.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Kalau sudah di bawah 30, maka sudah jenuh jual (oversold).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 57,2. Menghuni area beli (long) meski belum cukup kuat.
Oleh karena itu, sejatinya harga batu bara berpeluang menguat. Target resisten terdekat ada di US$ 102/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 104.ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 91/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga batu bara turun lagi menuju US$ 78/ton.
(aji)