Logo Bloomberg Technoz

Andre Benas, Head of Research BCA Sekuritas, seperti dilansir oleh Bloomberg news, menyatakan, capaian laba korporasi akan terjaga pada kuartal-kuartal selanjutnya. Di mana perusahaan ritel dan barang konsumsi masih akan diuntungkan dari kenaikan mobilitas masyarakat pasca pandemi, yang menaikkan permintaan perjalanan dan belanja hiburan di Tanah Air.

Berdasarkan data BCA Sekuritas, belanja Lebaran 2023 tercatat lebih tinggi bila dibandingkan level pra-pandemi.

Sementara itu, perbankan sejauh ini masih mencatat pertumbuhan kredit menyusul arus investasi di sektor batubara, nikel dan energi terbarukan yang terus berlanjut. 

BCA Sekuritas juga melihat kenaikan minat dari para investor ritel ke pasar surat utang terdorong kebutuhan mencari tingkat kupon yang lebih tinggi dibandingkan imbal hasil dari investasi saham yang sejauh ini masih kurang memuaskan.

Berikut ini daftar obligasi korporasi dengan kinerja terbaik dan terburuk:

Obligasi korporasi dengan kinerja terbaik dan terburuk (Bloomberg)

Risiko Koreksi 

Pada perdagangan kemarin malam, pasar obligasi global sejatinya mencatat tekanan aksi jual terutama untuk instrumen obligasi negara-negara berkembang. Hal itu terlihat dari tertekannya indeks Emerging Market Bond Index (EMBI) obligasi emerging market hingga 0,7%. Itu akhirnya menyeret juga indeks S&P obligasi negara maju dengan koreksi hingga 0,2%.

Di pasar dalam negeri, koreksi tersebut lebih banyak dialami oleh obligasi dolar AS terbitan pemerintah (INDON) dibandingkan obligasi rupiah (INDOGB). Terlihat dari kenaikan imbal hasil obligasi INDON yang terjadi di semua tenor. Analis pun memperingatkan sinyal akan terjadi koreksi harga di pasar obligasi domestik. 

"Kami perkirakan yield INDOGB 10-tahun akan tertekan di rentang 6.4-6.5% hari ini," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas dalam catatannya, Selasa (16/5/2023).

Hingga pukul 11:38 WIB, hari ini, yield INDOGB-10 tahun tercatat melandai tipis 5 bps ke 6,428%. Begitu juga yield INDOB-5 tahun yang turun 9 bps ke 6,102%. Hanya INDOGB-2 tahun yang terpantau mengalami kenaikan yield ke level 5,966%.

Sedangkan untuk INDOGB tenor lebih panjang, INDOGB-15 tahun juga tercatat turun 2 bps ke 6,653% mengindikasikan terjadi aksi beli yang menaikkan harga dan menurunkan yield.

-- dengan asistensi Claire Jiao dan Grace Sihombing dari Bloomberg News

(rui)

No more pages