Para menteri perdagangan negara G-7 bulan lalu menyatakan keprihatinan yang serius tentang upaya pemaksaan ekonomi dan mengatakan mereka akan menjajaki tanggapan bersama untuk meresponsnya.
Pernyataan Emanuel itu dikemukakan di tengah perselisihan di antara AS, yang telah menganjurkan negara-negara G-7 lainnya untuk mengambil posisi yang lebih kuat terhadap Beijing, dan negara-negara Eropa yang lebih memilih untuk fokus pada koordinasi dan peringatan umum terhadap pemaksaan itu.
Perdebatan ini mencerminkan dilema yang dihadapi AS, Eropa dan tetangga China seperti Jepang tentang bagaimana menghadapi pengaruh ekonomi China yang tumbuh di saat rantai pasokan mereka masih saling terkait dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Negara-negara G-7 semuanya bergantung pada barang-barang China di sektor-sektor utama yang penting,
China selama ini dituduh menggunakan kebijakan perdagangan untuk menargetkan negara-negara termasuk Australia, Jepang, dan Korea Selatan dalam merespons perselisihan diplomatik.
China telah berulang kali menampik tuduhan pemaksaan yang dilakukan dengan kebijakan ekonomi itu, dengan mengatakan AS sendiri juga menggunakan metode seperti itu.
Para negosiator G-7 mengupayakan adanya pernyataan yang akan menjanjikan dukungan bagi negara-negara yang menjadi sasaran pemaksaan ekonomi, kata lembaga penyiaran publik Jepang NHK, Selasa, tanpa menyebutkan dari mana informasi tersebut didapat.
Para pemimpin di KTT tersebut diperkirakan akan menghasilkan dokumen tentang pemaksaan ekonomi yang terpisah dari komunike utama.
(bbn)